Corona Belum Kelar, Rupiah Kembali Terkapar

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Nilai tukar rupiah kembali terkapar di hadapan dolar AS di awal pekan, 30 Maret 2020. Sore ini rupiah menyudahi perdagangan pada posisi Rp16.338 per dolar AS atau melemah 1,23 persen.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, pelemahan rupiah dipicu perkembangan wabah corona (Covid-19) yang tak kunjung mereda. Bahkan, puncak tingkat kematian akibat pandemi itu diprediksi terjadi dalam dua pekan ke depan.

“Pasar kembali memasuki masa ketidakpastian yang berkepanjangan setelah pada Minggu29 Maret 2020, Presiden Donald Trump memperpanjang pedoman jarak sosial yang membatasi hingga akhir April,” katanya, Senin sore.

Selain itu, Dana Moneter Internasional (IMF) menyatakan pandemi virus corona menjadi krisis ekonomi global, sehingga telah memunculkan kepanikan bagi pasar keuangan. Pasar mengamati bahwa dampak penyebaran pandemi saat ini masih akan berlangsung untuk jangka yang cukup lama.

“Kita berada dalam situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya di mana pandemi kesehatan global telah berubah menjadi krisis ekonomi dan keuangan,” ujar Ibrahim mengutip pernyataan IMF.

Sementara dari dalam negeri, pergerakan rupiah juga dipengaruhi oleh sikap pemerintah yang tengah mempertimbangkan pembatasan akses keluar-masuk di Jabodetabek. Langkah ini masih menunggu hasil rapat terbatas (Ratas) yang dipimpin Presiden Joko Widodo.

Kendaraan pribadi dan angkutan orang dilarang masuk, sementara angkutan logistik masih diperbolehkan. Hal ini juga berlaku untuk kereta api yang memiliki rute perjalan dari dan menuju Jabodetabek.

“Pasar pun bereaksi negatif akan kemungkinan adanya karantina. Maka jangan heran kalau mata uang garuda kembali tertekan,” katanya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pemimpin Terpilih Pilkada 2024 Diharapkan Menyatukan Aspirasi Semua Pihak

Jakarta - Presiden Prabowo Subianto mengatakan bahwa pemimpin daerah yang terpilih dalam Pilkada Serentak 2024 harus mampu menyatukan seluruh...
- Advertisement -

Baca berita yang ini