Citilink Lanjutkan Program Tes PCR dan Antigen Gratis hingga Akhir Agustus 2021

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Maskapai Citilink melanjutan program tes PCR dan antigen untuk calon penumpang hingga 31 Agustus 2021. Program ini merupakan hasil kerja sama dengan SiCepat yang seharusnya selesai pada 17 Agustus 2021.

Direktur Niaga Citilink Benny Rustanto mengungkapkan alasan pihaknya memperpanjang program tersebut. Menurutnya, kelanjutan program ini karena banyak tanggapan positif dari para pelanggan Citilink. Selain itu, tes PCR dan antigen telah menjadi kebutuhan utama bagi masyarakat yang berkepentingan melakukan perjalanan menggunakan transportasi udara pada masa pandemi covid-19.

“Perusahaan memberikan total 5.800 tes PCR dan 1.600 tes antigen gratis khusus untuk pelanggan yang akan terbang pada periode 18 Agustus hingga 30 September 2021 yang melakukan pembelian melalui Aplikasi Betterfly Citilink dan website www.citilink.co.id,” ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu 18 Agustus 2021.

Ia pun berharap program ini akan memberikan nilai tambah serta meningkatkan kenyamanan penumpang saat terbang bersama Citilink.
Ia berharap

Sejak diluncurkan program ini pada 12 Agustus hingga 17 Agustus 2021, perusahaan telah memberikan 3.000 tes PCR dan 900 tes antigen gratis. Program tes PCR dan antigen gratis ini berlaku untuk penumpang Royal Green dan juga untuk penumpang regular ekonomi Citilink.

Calon penumpang Citilink bisa mendapatkan layanan PCR dan antigen di fasilitas kesehatan yang bekerja sama dengan Pasporsehat di beberapa kota di Indonesia.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini