CFD, dari Kebencian pada Mobil di Eropa Hingga Jadi Tren Dunia

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Car Free Day (CFD) atau Hari Bebas Kendaraan Bermotor dirayakan setiap 22 September dan menjadi tren di dunia. Diciptakannya CFD bertujuan mengurangi pencemaran udara dari kendaraan bermotor.

Gerakan itu berawal pada 1950-an, dari beberapa kelompok pemrotes penggunaan mobil di Eropa. Mereka mengatakan mobil telah menyebabkan gangguan lingkungan kota, sehingga sejumlah orang di Belanda dan Belgia berinisiatif membuat setiap hari Minggu bebas dari mobil yang berkeliaran di jalanan.

Pemerintah Belanda pun menerapkan hari bebas mobil setiap Hari Minggu sejak 25 November 1956 – 20 Januari 1957. CFD melarang orang menggunakan kendaraan bermotornya dalam satu hari yaitu Minggu. Jalan-jalan yang biasa dilalui kendaraan bermotor hanya boleh dilalui pesepeda, orang yang berjalan kaki dan transportasi umum.

Serangkaian penelitian telah mengungkap dampak negatif dari penggunaan mobil yang mencemari lingkungan sehingga pada 1994, diadakan konferensi internasional yang membahas strategi mengurangi ketergantungan pada mobil.

Di akhir era 1990-an, proyek bebas mobil itu pun dilaksanakan di berbagai kota di Eropa. Prancis melaksanakan di tahun 1995 melalui pesta peringatan Green Transport Week tepatnya di kota Bath.

Lalu, pada 1997, Asosiasi Transportasi Lingkungan Inggris mengoordinasikan CFD selama tiga hari. Selanjutnya di Amerika Selatan pada tahun 2000, program itu diadakan di Bogota, Kolombia.

Pada 22 September 2000 bahkan diadakan European Car Free Day. Sejak saat itulah CFD menjadi acara tahunan untuk 46 negara dan 2.000 kota di seluruh dunia.

Di Indonesia, CFD pertama kali dilakukan di Jakarta dan Surabaya. Tahun 2001 sesuai keputusan Irjen Pol. Djoko Susilo selaku Kakorlantas Polri, menutup kawasan Sudirman-Thamrin dari kendaraan bermotor. CFD resmi dicanangkan setiap tanggal 22 September dengan kampanye penghapusan penggunaan bensin bertimbal.

Namun, dalam perkembangannya, kawasan CFD tidak lagi diisi bagi masyarakat yang menggunakan sepeda, dan berolahraga tetapi menjadi tempat berbagai aktivitas bagi masyarakat kota baik berjualan, pertunjukan seni, dan sebagainya.

Di Sao Paulo, Brasil, saat CFD berlangsung juga digunakan penduduknya sebagai jalur untuk menunggang kuda. Di Budapest untuk lomba kendaraan bertenaga energi alternatif dan sebagainya.

elalui CFD, kita bisa melihat seperti apa hidup tanpa kendaraan di jalan, peraturan yang diadakan mendorong pengendara untuk berjalan kaki atau bersepeda sambil mempromosikan penggunaan transportasi umum.(Annisaa Rahmah)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Presiden Prabowo Pastikan Keberlanjutan Pembangunan IKN guna Pemerataan Ekonomi yang Inklusif

Oleh: Mirza Ghulam Fanany*) Pemerintah Indonesia terus menunjukkan komitmennya untuk memastikan keberlanjutan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) sebagai bagian dari...
- Advertisement -

Baca berita yang ini