Cerita Moeldoko Kudeta AHY Tanpa Izin Presiden

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Moeldoko akhirnya menceritakan banyak hal terkait Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat hingga kudeta Agus Harimurti Yudhoyono dari jabatan ketua umum.

Ya, Moeldoko yang menjabat Kepala Staf Kepresidenan (KSP) terpilih sebagai Ketua Umum Partai Demokrat versi KLB Deli Serdang. Ia berkata, perebutan posisi nomor satu di partai berlambang mercy itu, dilakukannya tanpa persetujuan Presiden Joko Widodo.

“Terhadap persoalan yang saya yakini benar dan itu atas otoritas pribadi yang saya miliki maka saya tidak mau membebani presiden,” kata Moeldoko, seperti dikutip dari akun Instagram-nya, Minggu 28 Maret 2021.

Moeldoko meminta tak ada pihak manapun lagi yang mengaitkan KLB ataupun kudeta AHY dengan Presiden Jokowi.

Tak hanya presiden, Moeldoko juga tak memberitahu keluarganya kala ia ingin merebut Partai Demokrat. Hal ini menurutnya adalah sebuah kekhilafan.

Hanya saja, Moeldoko mengaku harus mengambil risiko itu, dengan tujuan menyelamatkan kepentingan bangsa dan negara.

Jadi ini bukan sekadar menyelamatkan Demokrat tetapi juga menyelamatkan bangsa dan negara,” ujar Moeldoko.

Lebih lanjut, Moeldoko menyampaikan, sebelum memutuskan untuk menjadi pemimpin Demokrat, ia juga telah memastikan keseriusan para peserta KLB saat itu dengan mengajukan tiga pertanyaan.

Yakni terkait apakah KLB diselenggarakan sesuai dengan AD/ART, seberapa serius para kader Demokrat memintanya untuk menjadi pemimpin, serta kesanggupan para kader Demokrat untuk bekerja keras tanpa mementingkan kepentingan pribadi dan golongan.

“Dan semua pertanyaan itu dijawab oleh peserta KLB dengan gemuruh. Maka baru saya membuat keputusan,” kata dia.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini