MATA INDONESIA, JAKARTA – Gelaran Pekan Olahraga Nasional ke-20 atau PON XX di tengah pandemi Covid-19 tentu membutuhkan perhatian lebih agar tidak memunculkan cluster baru. Apalagi PON kali ini diikuti 37 cabang olahraga dengan melibatkan lebih dari 6.000 atlet dan 3.000 orang dari tim pelatih.
Untuk itu, Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Sonny Harry B Harmadi pun mengungkapkan sejumlah mitigasi untuk meminimalisir risiko penularan Covid-19. Hal pertama yang dilakukan adalah kegiatan PON yang akan dipusatkan di Stadion Lukas Enembe Sentani Timur, Jayapura ini menerapkan sistem bubble.
“Jadi sistem bubble ini, setiap peserta baik atlet, tim ofisial, panitia dan lainnya tidak diperkenankan melakukan kegiatan di luar rencana aktivitas yang sudah ditentukan,” ujarnya, Kamis 23 September 2021.
Menurutnya, sistem ini akan memberikan perlindungan bagi para kontingen dari paparan Covid-19. Semua pergerakan menggunakan transportasi khusus dan tempat tujuan tim dipastikan bebas dari Covid-19.
Langkah kedua yaitu melakukan pembagian zonasi venue POX XX menjadi 3, yakni zona 1, zona 2 dan zona 3. Pembagian zona ini untuk memastikan semua orang yang terlibat dalam pelaksanaan PON mematuhi protokol kesehatan memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan.
“Pada setiap zona, penyelenggara PON harus menyediakan masker cadangan, tanda jaga jarak, tempat cuci tangan, toilet memadai hingga wastafel,” katanya.
Hal ketiga yang harus dilakukan untuk memitigasi risiko penularan Covid-19 adalah membatasi kapasitas vanue. Vanue yang berjumlah 44 harus dikelompokkan ke dalam dua kategori, yaitu indoor dan outdoor.
Setiap vanue hanya boleh diisi maksimal 25 persen dari kapasitas baik untuk acara pembukaan, penutupan maupun pertandingan.
“Pembatasan kapasitas wajib dilakukan dengan memperhatikan jumlah keseluruhan panitia, ofisial, atlet, tim, penonton dan media yang berada dalam vanue,” ujarnya.