Cegah Kasus Imam Nahrawi Terjadi Lagi, BPK Anjurkan Ini Kepada Jokowi

Baca Juga

MINEWS.ID, JAKARTA – Laporan keuangan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) hanya mendapat predikat wajar dengan pengecualian (WDP) atau lebih buruk dari laporan instansi pemerintah pusat lainnya. Maka, anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Ahsanul Qosasi menganjurkan satuan kerja khusus, terutama agar kasus yang melibatkan Imam Nahrawi tidak terjadi lagi.

“BPK-RI juga menyampaikan kpd Presiden ttg perbaikan kinerja Kemenpora & KONI, dg membuat Satker Khusus, shg tdk perlu ada Hibah yg rentan bermasalah. Dg demikian KONI akan mandiri dan Fokus mengembangkan PB (Cabor) utk meraih Prestasi,” begitu pernyataan Ahsanul Qosasi dalam pernyataan tertulisnya, Jum’at 20 September 2019.

Imam Nahrawi saat ini sudah ditetapkan sebagai tersangka dana bantuan pemerintah untuk Kementerian Pemuda dan Olahraga serta KONI pada Tahun Anggaran 2018.

Penetapan tersangka itu diumumkan pada Rabu 18 September 2019. Dia dan asisten pribadinya, Miftahul Ulum, dituding menerima suap dana bantuan senilai Rp 26,5 miliar.

Namun juru bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Febri Diansyah mengisyaratkan bukan hanya Imam dan Miftahul Ulum yang dituding makan uang haram tersebut.

Febri menyebut uang tersebut juga diterima sejumlah orang lainnya yang akan didalami lebih lanjut.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Mengapresiasi Keberhasilan TNI Tembak Mati Anggota OPM Egianus Kogoya

Oleh : Loa Murib Keberhasilan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam menindak tegas Kelompok OrganisasiPapua Merdeka (OPM) Kodap III Ndugama pimpinan Egianus Kogoya patut mendapatkanapresiasi yang tinggi. Langkah tegas ini menjadi cerminan komitmen negara dalam menjagakeutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), sekaligus melindungimasyarakat Papua dari ancaman kekerasan yang kerap dilakukan kelompok separatis. Operasipenindakan oleh TNI di Kampung Aleleng, Distrik Tangma, Kabupaten Yahukimo bukansekadar respons militer, tetapi juga bagian dari upaya mengembalikan ketenangan warga sipildi Papua Pegunungan. Aksi brutal OPM sebelumnya telah mengganggu stabilitas dan menimbulkan luka mendalam, termasuk pembunuhan terhadap para pekerja pembangunan gereja di Wamena. Tak hanya itu, kelompok ini juga terlibat dalam perusakan hutan untuk ladang ganja ilegal, sebuah aktivitasyang menunjukkan bahwa tindakan mereka tidak lagi sekadar bernuansa ideologis, namunjuga merusak ekosistem dan tatanan sosial di daerah tersebut. Dalam konteks ini, langkahTNI hadir sebagai bentuk perlindungan negara terhadap warga yang selama ini hidup dalamketakutan. Informasi dari masyarakat menjadi kunci dalam keberhasilan operasi tersebut. Saat aparatmemperoleh laporan tentang keberadaan empat anggota OPM...
- Advertisement -

Baca berita yang ini