MATA INDONESIA, JAKARTA – Mendengar program vaksin berbayar yang disediakan Kimia Farma masyarakat langsung ribut dengan berbagai alasan, padahal Malaysia sudah merencanakannya bulan lalu.
Rencana mengadakan vaksin berbayar itu diumumkan Menteri Sains, Teknologi, dan Inovasi Khairy Jamaluddin, Juni 2021.
Program itu kemungkinan besar baru bisa berjalan pada Agustus 2021 karena Malaysia kesulitan dengan pengadaan vaksin.
Seperti halnya yang dilakukan Kimia Farma, vaksin berbayar di Malaysia juga bertujuan mempercepat cakupan vaksinasi Covid19.
Negeri jiran itu antara lain akan menggunakan vaksin buatan Sinopharm Cina untuk program vaksin berbayar seperti dilaporkan www.soyacincau.com dan www.theedgemarkets.com.
Saat ini, sejumlah perusahaan swasta Malaysia diizinkan untuk mendatangkan vaksin langsung dari Cina.
Saat ini, Malaysia sudah memvaksinasi semua orang, baik warga negara dan bukan warga negara secara gratis di bawah Program Imunisasi Nasional Covid19.
Hingga kini sudah lebih dari 250.000 dosis per hari diberikan kepada masyarakatnya melalui pusat vaksinasi massal, klinik dan rumah sakit yang berpartisipasi, dan beberapa program penjangkauan.
Malaysia berharap bisa meningkatkan kecepatan vaksinasi untuk mencapai 400.000 dosis per hari pada Agustus.
Target pertama adalah 40 persen warga Malaysia mendapat vaksin Covid19 agar bisa segera membuka sektor bisnis maupun industri, namun vaksinisasi berbayar itu tidak mengganggu vaksinasi gratis dari pemerintah.
Sejak memulai program vaksinasi gratis pada 24 Februari 2021, Malaysia sudah menyuntikkan 6,55 juta dosis vaksin. Sebanyak 1,81 juta orang di antaranya sudah mendapat vaksinasi lengkap atau dua kali suntik.
Target yang ingin dicapai Pemerintahan Muhyiddin Yassin adalah memvaksin 80 persen dari 32,72 juta penduduknya.
