MATA INDONESIA, JAKARTA-Pemerintah Indonesia terus memperkuat alutsistanya. Kali ini untuk di udara, TNI Angkatan Udara akan membeli pesawat tempur canggih generasi 4.5, di antaranya Dassault Rafale buatan Prancis dan F-15 Ex buatan Amerika Serikat untuk rencana strategis hingga 2024.
Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU), Marsekal Fadjar Prasetyo mengatakan, TNI AU juga akan membeli pesawat berupa multi role tanker transport dan pesawat angkut Hercules jenis C-130 J.
Selain itu, terdapat Radar GCI3, pesawat berkemampuan airborne early warning, UCAV berkemampuan MALE dan berbagai alutsista lainnya.
Fadjar mengatakan, rencana pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) Indonesia telah mengalami beberapa kali perubahan baik dari kondisi global maupun kapasitas negara.
“Meski memiliki pedoman postur, renstra, dan minimum essential force, namun implementasinya sangat bergantung pada berbagai faktor dan kondisi yang terus berubah secara dinamis,” kata Fadjar.
F-15 EX sendiri merupakan versi paling baru dari F-15 dan disebut yang paling canggih. Pesawat ini dilengkapi sistem peperangan elektronik Eagle Passive/Active Warning and Survivability System.
Kemampuan tersebut berguna untuk meningkatkan efektivitas misi dan kemampuan bertahan bagi operator.
Sementara Dassault Rafale disebut bisa bermanuver hingga 11 G dalam keadaan darurat, dengan laju kecepatan pendaratan hingga 115 knot serta dilengkapi sistem bantuan-pertahanan terintegrasi bernama SPECTRA yang bisa melindungi pesawat dari serangan udara maupun darat.
Lantas, bagaimana sepak terjang dan spesifikasi pesawat tempur Dassault Rafale.
Angkatan Udara dan Laut Perancis sangat mengandalkan Rafale di pelbagai misi sejak 2006 di Afghanistan hingga Libya pada 2011.
Rafale banyak diandalkan, melansir Dassault Aviation, karena kapabilitas omnirole menggabungkan semua keunggulan.
“Dengan ukuran sedang, namun sangat kuat, sangat gesit dan sangat berbeda, jenis pesawat tempur terbaru dari Dassault Aviation tidak hanya mengintegrasikan sensor terbesar dan paling modern, tetapi juga melipatgandakan efisiensinya dengan terobosan teknologi multi -sensor data fusion,”.
Persenjataan udara Rafale dipandu AASM/HAMER, bom pemandu laser PAVEWAY, dan meriam 30 milimeter, dapat digunakan untuk serangan langsung dengan sangat presisi.
Rafale berspesifikasi dua unit mesin Snecma M88, sehingga mampu melesat sampai 1,8 mach atau 1.912 km per jam dengan ketinggian puncak, dan ketinggian rendah 1,1 mach atau 1.390 km per jam.
Pesawat tempur tersebut memiliki persenjataam GIAT 30/719B cannon dengan 125 bulatan hingga rudal nuklir ASMP-A. Harga Rafale, melansir Aircraftcompare, mencapai 115 juta US dolar atau setara dengan Rp 1,5 Triliun.