MINEWS.ID, PADANG – Tokoh Muhammadiyah Syafii Ma’arif meminta kita semua menyelamatkan Papua/Papua Barat, tetapi dengan pendekatan yang berbeda dari sebelumnya. Kini pendekatannya harus secara psikoantropologi.
“Ini yang kurang dilakukan pemerintah selama ini terhadap Papua,” kata lelaki 83 tahun yang sering dipanggil Buya itu, di Padang, Selasa 3 September 2019.
Pendekatan itu berarti mensyaratkan pemerintah memahami betul bagaimana masyarakat Papua itu.
Mulai dari bagaimana tipe orangnya, asal usulnya, pendidikannya dan lainnya. Pendekatan itu memang harus dilakukan setelah gaya pendekatan sosial-ekonomi yang telah dilakukan pemerintah selama ini.
Pemerintah juga harus paham sejarah bergabungnya Papua dengan NKRI bukan sejak Proklamasi pada 1945, tetapi beberapa tahun setelahnya. Maka harus ada pendekatan khusus yang harus dilakukan.
Soal banyaknya penumpang gelap dalam setiap gerakan masyarakat Papua, menurut Buya, sebagai hal yang wajar. Dia menegaskan para penumpang gelap itu tidak akan bisa berkutik jika internal bangsa ini kuat.