MINEWS, JAKARTA-Gudang bulog saat ini sudah hampir penuh dan tidak lagi bisa menampung beras para petani. Akibatnya, beras-beras yang disimpan terancam busuk karena belum tersalurkan. Hal itu itu disampaikan oleh Direktur Utama Bulog Budi Waseso (Buwas).
Menurut mantan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) itu, Bulog kini terus menyerap beras dari petani dengan menggunakan utang dari perbankan. Bulog dibebani bunga setinggi bunga komersial.
“Kalau beras tidak dikeluarkan kualitasnya turun. Karena bunga bank naik bertambah, kita harus jual tinggi. Tapi kan tidak masuk akal. Kita tunggu saja Bulog dimatikan pelan-pelan,” katanya.
Di sisi lain beras-beras itu tidak kunjung disalurkan, sehingga terus mengendap di gudang Bulog. “Kapasitas gudang kita 2,6 juta ton, sekarang sudah mencapai 2,3 juta ton. Tinggal 300 ribu ton lagi penuh, tidak bisa menyerap lagi. Tinggal nunggu busuk karena tidak disalurkan,” kata Buwas, Jumat 21 Juni 2019.
Padahal, kata Buwas, saat ini Bulog masih terus menyerap gabah dari petani. Setiap hari ada sekitar 10 ribu ton beras yang masuk ke gudang Bulog di berbagai daerah. “Saya prediksi hingga Juli-Agustus akhir bisa mencapai 3 juta ton kalau beras tidak kita salurkan,” ujarnya.
Salah satu penyebab beras tak disalurkan ialah karena Bulog tak lagi dilibatkan dalam penyaluran Bantuan Pangan Nontunai (BPNT). Bahkan Buwas menyebut adanya oknum-oknum yang justru mengimpor beras.