Bursa Efek Indonesia Bidik Jumlah Investor Naik 2 Kali Lipat

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Bursa Efek Indonesia (BEI) baru saja memilih jajaran manajemennya untuk periode 2022–2026. Manajemen baru itu menggantikan manajemen periode 2018–2022.

Jajaran manajemen baru itu pun melontarkan sejumlah target dan program kerjanya. Antara lain, menargetkan kapitalisasi pasar (market cap) hingga Rp 13.500 triliun, dari pencapaian saat ini Rp 9.097 triliun.

”Kami telah menetapkan target kapitalisasi pasar Rp13.500 triliun. Kami juga berharap, jumlah investor akan naik lebih dari dua kali lipat dari saat ini. Emiten tercatat naik lebih dari 100 persen hingga 2026. Kami akan terus memonitor target itu setiap tahun,” ujar Iman Rachman, usai terpilih jadi pimpinan puncak bursa efek pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) BEI, Rabu 2 Juni 2022.

Untuk jajaran dewan direksi BEI,

  • Iman Rachman menjabat sebagai Direktur Utama BEI, menggantikan Inarno Djajadi
  • I Gede Nyoman Yetna sebagai direktur penilaian perusahaan.
  • Irvan Susandy, Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa
  • Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan Kristian Sihar Manullang
  • Sunandar, Direktur Teknologi Informasi dan Manajemen RisikoDirektur Pengembangan Jeffrey Hendrik
  • Direktur Keuangan dan Sumber Daya Manusia Risa Effenita Rustam.

Selain mengincar kapitalisasi pasar Rp13.500 triliun, BOD bursa itu juga mengincar pertumbuhan investor hingga dua kali lipat. Dan jumlah perusahaan tercatat (emiten) naik lebih dari 100 persen dalam empat tahun ke depan.

Menurut catatan BEI, hingga 29 Juni 2022 kapitalisasi pasar mencapai Rp 9.069 triliun. Dan jumlah emiten mencapai 787 perusahaan. Adapun, jumlah investor pasar modal tercatat 8,86 juta per Mei 2022.

Kinerja BEI terus membaik dalam beberapa tahun ini. Seiring dengan meningkatnya kepercayaan investor terhadap bursa yang pernah mencatat sebagai salah satu bursa terbaik di kawasan Asia Pasifik itu. Bahkan, ketika membuka perdagangan saham di awal 2022, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun memberikan apresiasinya terhadap kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada 2021.

Pada tahun lalu, IHSG tercatat pernah menguat 10,1 persen. Kenaikan IHSG tersebut tercatat lumayan tinggi dari negara lain, seperti Filipina, Malaysia, dan Singapura. “Ini sebuah angka yang lumayan tinggi. Di Asia Tenggara, kita masih paling atas. Singapura naik 9,8 persen, Malaysia terkoreksi 3,7 persen, Filipina hanya menguat 0,2 persen, sementara kita di 10,1 persen. Ini prestasi yang patut disyukuri,” kata Presiden Jokowi.

Sepanjang 2021, BEI berhasil menutup 2021 dengan kinerja positif dengan IHSG mencapai posisi 6.581,5, setelah mengalami penurunan pada masa pandemi di 2020.

Total nilai kapitalisasi pasar saham pada akhir 2021 tercatat sebesar Rp8.255,62 triliun. Atau meningkat 18,4 persen secara tahunan. Dari segi likuiditas perdagangan efek saham, rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) saham sepanjang 2021 juga mengalami kenaikan sebesar 45,2 persen. Secara tahunan dengan nilai Rp13,4 triliun.

Pada 2021, rerata frekuensi perdagangan harian saham mengalami kenaikan 91,1 persen. Secara tahunan menjadi 1,29 juta transaksi per hari. Frekuensi perdagangan harian saham mampu menyentuh rekor tertinggi sepanjang sejarah BEI, yaitu 2.141.575 kali transaksi pada 9 Agustus 2021.

Selain itu, rerata volume perdagangan harian saham juga meningkat 81,4 persen secara tahunan. Menjadi 20,6 miliar saham per hari. Adapun volume perdagangan harian saham menyentuh rekor tertinggi sepanjang sejarah BEI. Yaitu 50.982.543.199 saham pada 9 November 2021.

Dari sisi perusahaan tercatat, aktivitas jumlah pencatatan efek baru saham masih tumbuh secara positif. BEI mampu mencatatkan 54 perusahaan tercatat baru dengan fund raised mencapai Rp62,61 triliun. Ini merupakan nilai tertinggi sepanjang sejarah BEI.

Hal ini mengantarkan jumlah perusahaan tercatat di BEI mencapai 766 perusahaan tercatat pada akhir 2021. Dari segi pengembangan investor, total jumlah investor di pasar modal Indonesia mencapai 7,49 juta, atau mengalami pertumbuhan sebesar 93,0 persen secara tahunan, pada 2021.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Tindakan OPM Semakin Keji, Negara Tegaskan Tidak Akan Kalah Lawan Pemberontak

Organisasi Papua Merdeka (OPM) banyak melancarkan aksi kekejaman yang semakin keji. Maka dari itu, negara harus tegas untuk tidak...
- Advertisement -

Baca berita yang ini