Bursa 28 Februari, Rupiah Diramalkan Tutup Akhir Pekan dengan Pelemahan

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Nilai tukar rupiah atas dolar AS diramalkan akan melanjutkan pelemahan di akhir pekan, 28 Februari 2020.

Kemarin rupiah ditutup pada posisi Rp 14.035 atau melemah 0,73 persen.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim meprediksi pelemahan rupiah akan bergerak pada kisaran Rp 14.960 hingga Rp 14.060 per dolar AS.

Ia mengatakan, pelemahan mata uang garuda masih akan disebabkan oleh sejumlah sentimen dari luar negeri di antaranya sebagai berikut.

Pertama, soal rencana perundingan perdagangan Inggris dan Uni Eropa pada 2 Maret 2020 nanti.

“Investor khawatir bahwa perjanjian ini akan mempengaruhi perdagangan global. Sebab kedua belah pihak kemungkinan besar bakal saling bersitegang dalam negosiasi tersebut,” kata Ibrahim sore ini.

Kedua, soal Bank of Korea (BoK) yang secara tak terduga mempertahankan suku bunga acuannya, meski jumlah kasus corona di sana naik di atas 1.500 orang hingga kini.

Ketiga, soal penyebaran virus corona. Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan, untuk pertama kalinya virus itu menyebar lebih cepat di luar Cina, tempat asalnya.

Sementara dari dalam negeri, efek dari melambatnya ekonomi global akibat epidemi virus corona yang terus menyebar ke berbagai negara, ikut berimbas ke Indonesia.

“Hampir pasti Indonesia mengalami perlambatan ekonomi. Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal I-2020 kemungkinan berada di bawah 5 persen. Sedangkan untuk keseluruhan 2020, BI mengubah proyeksi dari 5,1-5,5 persen menjadi 5-5,4 persen,” ujar Ibrahim.

“Untuk mengantisipasinya, maka pemerintah dan BI harus memperkuat stabilitas ekonomi dengan cara melakukan strategi bauran kebijakan baik Moneter, Fiskal maupun yang lainnya sehingga bisa meningkatkan kepercayaan pasar terhadap perekonomian dalam negeri,” katanya lebih lanjut.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Stok BBM Dipertahankan Rata-Rata 20 Hari untuk Menjamin Kebutuhan Jelang Nataru

Oleh: Anggina Nur Aisyah* Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2025/2026, pemerintah menegaskankomitmennya dalam menjamin ketersediaan energi nasional melalui kebijakan strategismenjaga stok bahan bakar minyak pada rata-rata 20 hari. Kebijakan ini menjadi buktinyata kesiapan negara dalam mengantisipasi peningkatan kebutuhan masyarakatselama periode libur panjang, sekaligus memperkuat rasa aman publik terhadapkelangsungan aktivitas sosial, ekonomi, dan keagamaan. Penjagaan stok BBM tersebutmencerminkan perencanaan yang matang, berbasis data, serta koordinasi lintas sektoryang solid antara pemerintah, regulator, dan badan usaha energi nasional. Perhatian Presiden Prabowo Subianto terhadap kesiapan menghadapi arus Natal dan Tahun Baru memperlihatkan bahwa sektor energi ditempatkan sebagai prioritas utamadalam pelayanan publik. Presiden memastikan bahwa distribusi bahan bakar berjalanoptimal seiring dengan kesiapan infrastruktur publik, transportasi, dan layananpendukung lainnya. Pendekatan ini menegaskan bahwa pemenuhan kebutuhan energimasyarakat tidak hanya dipandang sebagai aspek teknis, melainkan sebagai bagian daritanggung jawab negara dalam menjaga stabilitas nasional dan kenyamanan publikselama momentum penting keagamaan dan libur akhir tahun. Langkah pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dengan mengaktifkan kembali Posko Nasional Sektor...
- Advertisement -

Baca berita yang ini