Bund, Begini Pentingnya Program KB untuk Keluarga

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Program Keluarga Berencana atau KB tentu sudah tak asing didengar masyarakat. Program ini kembali digalakan oleh pemerintah untuk mengendalikan jumlah anak yang mempengaruhi kependudukan Indonesia.

Namun, masih banyak masyarakat tanah air yang menganggap program KB adalah upaya untuk menolak kehadiran anak. Padahal, KB justru memiliki manfaat untuk masa depan keluarga.

Hal tersebut ditegaskan oleh Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo. Lewat acara ‘Persembahan untuk Bunda’ yang tayang di Mata Milenial Indonesia TV, Hasto menyampaikan betapa pentingnya proram KB untuk keluarga.

“Tahun 1970, rata-rata perempuan melahirkan anak 5-6. Maka, kemiskinan juga cukup tinggi, pendidikan rendah, kematian ibu tinggi,” kata Hasto.

Ia juga menegaskan bahwa fenomena itu perlu dikendalikan. Sebab, hal itu bisa membantu mengurangi angka kematian anak dan ibu serta kesejahteraan generasi.

“Dari situlah maka penduduk itu pelru dikendalikan, penduduk perlu diturunkan karena membuat angka kematian ibu dan bayi tinggi, kita juga tak bisa mengurus generasi dengan baik, sehat dna sejahtera,” ucapnya.

Lebih lanjut, Hasto mengatakan program keluarga berencana masih berjalan dengan baik. Hal itu terbukti dari angka kelahiran ibu saat ini yang berkurang drastis dari tahun-tahun sebelumnya.

“Rata-rata perempuan Indonesia kini sudah melahirkan 2-3, kini lebih banyak yang dua (melahirkan) ketimbang empat,” ucapnya.

Hasto juga meluruskan bahwa program KB bukan untuk menolak kehadiran anak. Melainkan berusaha untuk meningkatkan kualitas seorang anak dengan angka kelahiran yang tidak terlalu besar. Sebab, generasi yang berkualitas adalah bekal untuk bisa memajukan negara.

“Harapannya dengan jumlah anak yang tidak terlalu besar, maka kualitasnya menjadi bagus,” katanya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pencegahan TPPO di Jogja Diperkuat, Gugus Tugas Dibentuk Kurangi Kasus

Mata Indonesia, Yogyakarta - Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) semakin menjadi perhatian serius di Indonesia, termasuk di Kota Yogyakarta. Korban TPPO seringkali berasal dari kalangan Pekerja Migran Indonesia (PMI), yang terjerat dalam kasus perdagangan manusia akibat berbagai faktor risiko.
- Advertisement -

Baca berita yang ini