MATA INDONESIA, JAKARTA – Badan Usaha Milik Negara (BUMN) harus berkolaborasi dengan para pemangku kepentingan seperti pemerintah daerah (Pemda), kalangan profesional dan swasta untuk membangun ekosistem agrikultur.
Menteri BUMN, Erick Thohir, menjelaskan kolaborasi itu untuk menggabungkan berbagai potensi yang dimiliki masing-masing pihak, seperti sumber daya alam (SDA), perbankan, petani hingga pasar.
”Kita punya sumber daya alam, ada petani, perbankan, dan juga pasar. Itu kalau tidak punya ekosistem yang disambungkan maka masing-masing akan berdiri sendiri,” ujar Erick Thohir, Sabtu 12 Maret 2022.
Menurut Erick, salah satu komoditas agrikultur yang bisa menjadi contoh adalah kopi. Ketika petani terjebak lintah darat, mereka terburu-buru memanen biji-biji kopi yang kurang matang dan melakukan proses pengeringan yang kurang baik. Sehingga kualitas kopi kurang baik.
”Padahal, Indonesia merupakan produsen kopi nomor empat terbesar di dunia. Dan hasil kopi Indonesia sudah hampir 50 persen menjadi pasar di dalam negeri,” katanya.
Setelah ada kebijakan bersama, seperti memprioritaskan kedai-kedai kopi dan aturan waralaba (franchise) sekian persen harus orang Indonesia. Maka kualitas komoditas petani tersebut mulai meningkat.
Menteri Erick juga mengatakan, salah satu langkah meningkatkan kualitas kopi Indonesia secara domestik dan global adalah dengan mengantisipasi terjadinya gagal panen.
“Maka BUMN menyiapkan asuransi untuk mengantisipasi gagal panen. Selain itu bank-bank Himbara (Himpunan Bank Milik Negara) juga menyiapkan pendanaannya bagi para petani. Proses pemupukannya juga harus tepat waktu,” katanya.
Dalam proses membangun ekosistem tersebut, lanjutnya, BUMN sebagai korporasi perlu berkolaborasi dengan pemerintah daerah dan berbagai pihak lainnya. ”Itulah kenapa kita bersama-sama mencoba membangun ekosistem,” katanya.