MATA INDONESIA, WINA – Sprinter cantik, Krystsina Tsimanouskaya memilih penerbangan ke Wina, Austria, ketimbang harus pulang ke negaranya, Belarusia. Sebagaimana diketahui, sebelumnya ia dipaksa untuk pulang lebih awal dari gelaran Olimpiade Tokyo 2020 lantaran mengkritik sang pelatih.
Ia pun menolak untuk naik penerbangan dari Tokyo pada Minggu (1/8), lantaran khawatir akan keselamatannya. Setelah menghabiskan dua malam di Kedutaan Polandia di Jepang, atlet berusia 24 tahun itu berjalan ke pesawat di Bandara Narita dengan mengenakan outfit serba biru dan kacamata hitam.
Krystsina awalnya dilaporkan akan berangkat dengan penerbangan ke Warsawa, Polandia. Namun, sebuah sumber pemerintah Polandia mengatakan ia dialihkan pada menit terakhir ke penerbangan tujuan Wina.
Keputusan ini diambil, karena kekhawatiran tentang privasi dan keamanannya setelah berita tentang rencana itu menjadi santapan publik dan sejumlah wartawan diketahui memesan kursi di penerbangan tersebut.
Kekhawatiran sangat tinggi karena insiden pada Mei, ketika penerbangan Ryanair terpaksa mendarat di Belarusia dan seorang jurnalis pembangkang ditangkap, kata sumber Polandia.
Pelari itu menyebabkan insiden diplomatik, ketika ia mengatakan pelatihnya telah mempersingkat Olimpiade Tokyo-nya, menuntutnya mengemasi barang dan memaksanya ke bandara – bertentangan dengan keinginannya karena ia secara terbuka mengkritik mereka.
“Saya tidak akan kembali ke Belarus,” katanya kepada Reuters saat itu.
Setelah tiba di Wina, Krystsina kabarnya akan segera pergi ke Warsawa, kata politikus oposisi Belarusia yang berbasis di Polandia, Pavel Latushko. Wakil Menteri Luar Negeri Polandia Marcin Przydacz membenarkan bahwa ia masih dalam perawatan dinas diplomatik Polandia.
Seorang juru bicara Bandara Narita, Kazunori Hashimoto, sebelumnya mengatakan bahwa kehadiran seorang reporter Reuters di penerbangan Warsawa adalah salah satu alasan dia mengubah rencananya. Sementara sumber pemerintah Polandia mengungkapkan, wartawan lain juga ada di sana.
Seorang juru bicara Reuters mengungkapkan bahwa kantor berita tersebut telah melakukan kontak dengan Krystsina dan perwakilannya. Dan dua reporternya telah menaiki penerbangan Warsawa dengan tujuan mendokumentasikan kedatangannya di Polandia.
Komite Olimpiade Internasional (IOC) telah memulai penyelidikan atas klaim Krystsina dan mengatakan pihaknya telah menerima laporan dari tim Belarusia.
“IOC membuka komisi disiplin untuk menetapkan fakta dalam kasus ini dan untuk mendengarkan dua pejabat – Artur Shumak dan Yuri Moisevich – yang diduga terlibat dalam insiden ini,” kata juru bicara IOC Mark Adams, melansir Reuters.
Sementara Komite Olimpiade Nasional Belarus (NOC) tidak menanggapi permintaan komentar. Sebelumnya, NOC mengatakan para pelatih telah memutuskan untuk menarik Krystsina dari Olimpiade atas saran dokter tentang keadaan emosional dan psikologisnya.
Adapun Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken menuduh rezim Presiden Belarus Alexander Lukashenko melakukan represi transnasional yang tidak dapat ditoleransi dalam masalah ini.
Insiden itu telah memusatkan perhatian pada Belarusia, di mana polisi telah menindak perbedaan pendapat menyusul gelombang protes yang dipicu oleh pemilihan tahun lalu yang menurut oposisi penuh dengan kecurangan demi mempertahankan Lukashenko di tampuk kekuasaan.
Pihak berwenang Belarusia telah mencirikan pengunjuk rasa anti-pemerintah sebagai penjahat atau revolusioner kekerasan yang didukung oleh Barat, dan menggambarkan tindakan lembaga penegak hukum merekai sebagai hal yang pantas dan perlu. Vitaly Shishov – seorang aktivis Belarusia yang tinggal di pengasingan di Ukraina, ditemukan digantung di sebuah taman dekat rumahnya di Kyiv pada Selasa (3/8) pagi waktu setempat. Sebagai informasi, Vitaly memimpin sebuah organisasi yang membantu warga Belarusia yang melarikan diri dari penganiayaan.