BSSN Ungkap Pihak Penyebar Virus-Spam di Indonesia: Ada Orang Dalam!

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mengungkap siapa-siapa saja pihak yang kerap melakukan serangan ke Indonesia berupa virus dan spam berbahaya yang dapat mengancam data-data rahasia milik pemerintah.

Sandiman Madya Koordinator Kelompok Layanan Operasional Pusat Operasi Keamanan Siber BSSN Satryo Suyantoro menyebut, pihak paling berbahaya dalam menyebarkan virus maupun spam di Indonesia ini adalah ‘orang dalam’.

“Ini yang paling penting, orang dalam, insider. Jadi ada orang dalam yang merasa diremehkan dan tidak dianggap, atau dikeluarkan, tapi ia memiliki akses terhadap sistem informasi tertentu, dia tahu kelemahannya, ya dia bisa masuk dan mengambil data-data yang ada dalam sistem,” kata Satryo kepada Mata Indonesia News, Selasa 22 Juni 2021.

Kemudian, Satryo juga mengaku bahwa serangan virus dan spam ini bisa jadi dilakukan kelompok tertentu yang dibiayai oleh sebuah negara, untuk menyerang negara lainnya.

Selain itu, ada juga para peretas atau hacker dengan motivasi berbeda. Bergerak secara independen, kelompok ini hanya ingin diakui memiliki kesehatan dan berorientasi pada euforia pribadi.

“Biar disangka hebat dan menunjukkan jati dirinya,” ujar Satryo.

Lalu, kelompok lainnya juga tak kalah penting diperhatikan adalah cyber terrorist dan yang bergerak karena motivasi politik.

Ingin mengetahui lebih lanjut tentang serangan virus dan spam di Indonesia? Silakan tonton selengkapnya di Mata Milenial Indonesia TV.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Siap Amankan Natal dan Tahun Baru, GP Ansor Gunungkidul Siagakan 300 Anggota.

Mata Indonesia, Gunungkidul - Ketua PC Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kab. Gunungkidul, Gus H. Luthfi Kharis Mahfudz menyampaikan, dalam menjaga Toleransi antar umat beragama dan keamanan wilayah. GP Ansor Gunungkidul Siagakan 300 Anggota untuk Pengamanan Nataru di Berbagai Wilayah di Kab. Gunungkidul.
- Advertisement -

Baca berita yang ini