Brexit Menggantung, Rupiah Diprediksi Melemah Tipis

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Menggantungnya pembahasan soal Brexit diprediksi akan mempengaruhi laju pasar di kawasan Eropa dan Global. Imbasnya pun disinyalir berpengaruh bagi aset-aset beresiko, termasuk mata uang garuda.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim memprediksi laju rupiah akan bergerak melemah terbatas pada Kamis, 11 Juni 2020. Ia memproyeksikan laju mata uang garuda berkisar dari Rp 13.895 hingga Rp 14.100 per dolar AS. Kemarin, rupiah ditutup pada posisi Rp 14.049 per dolar atau melemah 1,14 persen.

Kata Ibrahim, pelaku pasar ikut mengkhawatirkan soal kemajuan dalam pembicaraan perdagangan antara Inggris dan Uni Eropa soal Brexit. Uni Eropa tetap bersikukuh bahwa Inggris akan keluar dari Uni Eropa di akhir tahun ini, sesuai hasil referendum tahun lalu.

“Ketua negosiator Brexit Uni Eropa, Michel Barnier, dijadwalkan untuk berbicara pada hari Rabu, dalam pertemuan tersebut dapat menghasilkan rincian yang akan membantu menentukan apakah hasil dari rincian tersebut menjadi sentimen negaif atau positif bagi pasar dikawasan Eropa atau global,” ujarnya Rabu sore.

Selain itu, pasar juga mencermati prediksi Bank Dunia soal kegiatan ekonomi internasional yang akan menyusut 5,2 persen di 2020.

“Ini merupakan resesi terdalam sejak Perang Dunia II,” katanya.

Ekonomi AS misalnya, diprediksi minus 6,1 persen. Sementara kawasan Eropa minus 9,1 persen. Kemudian ekonomi Jepang akan menyusut 6,1 persen.

“Sehingga Bank Dunia memperkirakan akan ada kemungkinan paling buruk, yakni kontraksi ekonomi global hingga 8 persen di 2020. Di 2021 ekonomi juga diprediksi akan sedikit membaik dan tumbuh 1 persen,” ujarnya.

Sementara dari dalam negeri, laju mata uang garuda dibayangi oleh sikap pelaku pasar yang merespon negatif terhadap kasus pandemi corona di Indonesia yang kian bertambah.

Lonjakan kasus virus corona yang terjadi di tanah air tentu harus dipikirkan pemerintah sebelum menerapkan kehidupan normal baru (new normal) sebab bisa berimbas pada suramnya ekonomi Indonesia ke depan.

“Oleh karena itu, wajar kalau pelaku pasar agak takut dan cemas. Kekhawatiran tersebut bisa terlihat dari keluarnya arus modal asing dari pasar keuangan dalam negeri,” ujarnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Ketersediaan Pangan dan Harga Terjangkau Salah Satu Indikator Kesuksesan Libur Nataru

Jakarta – Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, mengatakan pihaknya telah memastikan ketersediaan pangan pokok strategis serta...
- Advertisement -

Baca berita yang ini