MATA INDONESIA, JAKARTA – Brasil mengumumkan uji coba vaksin virus corona buatan Cina dapat kembali dilanjutkan, setelah sebelumnya Regulator Kesehatan Brasil, Anvisa sempat menangguhkan sementara vaksin CoronaVac, setelah ada efek samping yang merugikan terhadap sukarelawan.
Akan tetapi saat itu mereka enggan memberikan rincian lebih lanjut terkait apa yang terjadi menyusul aturan privasi. Terbaru diketahui, ada sukarelawan yang kehilangan nyawa. Namun, Kepala Lembaga memastikan bahwa kematian itu tidak ada kaitannya dengan vaksin.
Dalam sebuah pernyataan, Anvisa mengungkapkan saat ini mereka memiliki informasi yang cukup untuk kembali melanjutkan uji coba CoronaVac yang dikembangkan perusahaan farmasi Cina, Sinovac Biotech.
“Penting untuk mengklarifikasi bahwa penangguhan tidak selalu berarti bahwa produk yang sedang diselidiki tidak menawarkan kualitas, keamanan, atau kemanjuran,” demikian pernyataan pihal Regulatir Kesehatan Brasil, melansir BBC, Kamis, 12 November 2020.
Presiden Jair Bolsonaro sebelumnya menyatakan, penangguhan itu sebagai “kemenangan.” Dia telah lama mengkritik vaksin tersebut karena hubungannya dengan Cina dan memastikan Brasil tidak akan membelinya.
CoronaVac telah terjebak dalam perseteruan politis di Brasil, di mana Gubernur Sao Paolo, Joao Doria mengatakan pemerintah federal telah menyetujui pembelian 46 juta dosis vaksin CoronaVac dan akan memulai program imunisasi nasional pada Januari 2021.
Terkait hal ini, Bolsonaro belum memberikan komentar soal keputusan Anvisa yang ingin melanjutkan uji coba vaksin tersebut. CoronaVac adalah salah satu dari sejumlah pengujian tahan akhir secara global. Pihak Sinovac sendiri mengatakan pihaknya “yakin dengan keamanan vaksin.”
Brasil menjadi salah satu negara yang paling parah terkena dampak virus corona, dengan mencatat lebih dari 5,6 juta kasus yang dikonfirmasi –jumlah tertinggi ketiga di dunia setelah Amerika Serikat dan India. Dan hampir 163 ribu angka kematian, menurut data yang dikumpulkan Universitas John Hopkins.