Bom Truk Meledak, 40 Warga Sipil di Suriah Meninggal Dunia

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Setidaknya 40 warga sipil meninggal dunia akibat sebuah bom yang berasal dari truk bermuatan bahan bakar meledak di Kota Afrin, Suriah, Selasa 23 April 2020.

Melansir dari laman Al Jazeera, Kementerian Pertahanan Turki menyebut Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG) merupakan otak dari bom yang meledak di sudut jalan ramai di Kota Afrin ini.

Turki menuding YPG sebagai bagian dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK), yang telah melancarkan pemberontakan bersenjata melawan Turki sejak 1984. PKK dianggap sebagai kelompok teroris oleh pemerintah Ankara.

Dalam unggahan twitter, Kementerian Turki membeberkan bahwa ledakan bom ini juga melukai 47 warga Afrin.

Menurut Observatorium Suriah bidang Hak Asasi Manusia, beberapa korban meninggal akibat peristiwa ledakan ini merupakan wanita dan anak-anak.

Berdasarkan video dan foto yang disebarkan oleh para aktivis Suriah, ledakan tersebut menyulut kobaran api yang membakar mobil dan ruko yang berada di dekat lokasi kejadian.

Terkait insiden ini, para aktivis Suriah pun mendesak warga kota Afrin untuk menyumbangkan darah di rumah sakit.

Ledakan serupa yang terjadi di beberapa wilayah yang dikontrol oleh pihak sekutu telah menewaskan banyak orang dalam beberapa bulan terakhir.

Turki dan pihak sekutu di Suriah telah merebut Afrin dalam operasi militer pada 2018 silam.

Pemerintah Ankara mendukung sekutu di Suriah dalam perang melawan Presiden Bashar al-Assad, sekaligus, bekerja sama dengan Rusia, guna mengamankan dan memantau gencatan senjata.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini