BNPB Bagi-bagi 1.500 Masker untuk Cegah Penyebaran Covid-19 di Mimika

Baca Juga

MATA INDONESIA, MIMIKA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 terus berupaya untuk mencegah penyebaran Covid-19 di Papua, termasuk Mimika selama PON Papua bergulir.

Menurut Deputi Bidang Pencegahan BNPB selaku Ketua Satgas Protokol Kesehatan PON XX Papua, Prasinta Dewi, pihaknya membagikan 1.500 masker secara gratis kepada masyarakat Mimika. Pembagian masker dilakukan oleh 30 orang relawan yang dibantu tim gabungan dari personil BPBD Kabupaten Mimika, TNI dan Polri.

“Pembagiannya dilakukan di dua titik lokasi yaitu sekitar Mal Diana Shopping Center dan pasar SP 2 Mimika,” ujarnya, Senin 27 September 2021.

Ia juga menjelaskan bahwa gerakan ini dimaksudkan untuk penguatan disiplin masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan, khususnya memakai masker.

“Mari kita sukseskan penyelenggaraan PON kali ini di Papua, dengan patuh dan disiplin menjalankan protokol Kesehatan selama masa pertandingan, dengan demikian, kita juga sukses memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Papua, khususnya wilayah Kabupaten Mimika,” katanya.

Melalui kegiatan Mobil Masker, BNPB mengharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk lebih patuh dan tertib protokol kesehatan, meliputi kesadaran untuk selalu meningkatkan disiplin memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan.

Hari ini, dijadwalkan relawan prokes akan mulai mengaktivasi gerai-gerai masker di beberapa lokasi penyelenggaraan cabang olahraga dan juga mobil masker di lokasi keramaian seputar kota Timika.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini