Taliban Haramkan Cukur Jenggot dan Gaya Rambut Ala Amerika

Baca Juga

MATA INDONESIA, KABUL – Taliban melarang penata rambut di provinsi Helmand, Afghanistan mencukur atau memotong janggut. Kelompok itu mengatakan, mencukur janggut melanggar interpretasi mereka terhadap hukum Islam.

“Siapa pun yang melanggar aturan akan dihukum,” kata polisi agama Taliban, melansir Yahoo News, Senin, 27 September 2021.

Beberapa tukang cukur di ibukota Kabul mengatakan mereka juga menerima pesanan serupa. Instruksi tersebut seolah menunjukkan Taliban menerapkan kembali ke aturan ketat masa lalu, meskipun menjanjikan bentuk pemerintahan yang lebih ringan.

Sejak mengambil alih kekuasaan bulan lalu, Taliban telah melakukan hukuman keras terhadap lawan. Pada akhir pekan, para pejuang kelompok itu menembak mati empat orang yang diduga penculik dan tubuh mereka digantung di jalan-jalan provinsi Herat.

Dalam pemberitahuan yang dipasang di salon di provinsi Helmand selatan, petugas Taliban memperingatkan bahwa penata rambut harus mengikuti hukum Syariah untuk pangkas rambut dan janggut.

“Tidak ada yang berhak untuk mengeluh,” demikian bunyi pemberitahuan yang dilihat oleh BBC.

“Para pejuang terus datang dan memerintahkan kami untuk berhenti mencukur jenggot. Salah satu dari mereka mengatakan kepada saya bahwa mereka dapat mengirim inspektur yang menyamar untuk menangkap kita,” kata seorang tukang cukur di Kabul.

Penata rambut lain, yang mengelola salah satu salon terbesar di kota itu, mengatakan dia menerima telepon dari seseorang yang mengaku sebagai pejabat pemerintah.

“Mereka menginstruksikannya untuk berhenti mengikuti gaya Amerika dan tidak mencukur atau memotong janggut siapa pun,” kata penata rambut lain.

Selama masa kekuasaan pertama Taliban (1996 – 2001), kelompok itu melarang gaya rambut flamboyan dan mewajibkan pria menumbuhkan janggut. Namun, sejak Taliban tak lagi berkuasa, para pria memilih dicukur bersih dengan gaya rambut modis.

Banyak tukang cukur Afghanistan mengatakan bisnis mereka turun drastis. Namun para tukang cukur yang tidak disebutkan namanya, mengatakan aturan baru membuat mereka sulit mencari nafkah.

“Selama bertahun-tahun salon saya menjadi tempat bagi kaum muda untuk bercukur sesuai keinginan mereka dan tampil trendi. Tidak ada gunanya melanjutkan bisnis ini,” kata salah satu dari mereka kepada BBC.

“Salon fashion dan tukang cukur menjadi bisnis terlarang. Ini adalah pekerjaan saya selama 15 tahun dan saya rasa saya tidak bisa melanjutkannya,” sambungnya.

Tukang cukur lain di kota barat Herat mengatakan bahwa meskipun dia belum menerima perintah resmi, dia telah berhenti menawarkan cukur jenggot.

“Pelanggan tidak mencukur jenggot mereka (karena) mereka tidak ingin menjadi sasaran pejuang Taliban di jalanan. Mereka ingin berbaur dan terlihat seperti mereka,” kata tukang cukur.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Resmi Jadi Kader NasDem, Sutrisna Wibawa bakal Bersaing Ketat dengan Bupati Gunungkidul

Mata Indonesia, Yogyakarta - Mantan Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Sutrisna Wibawa, telah resmi bergabung sebagai kader Partai Nasional Demokrat (NasDem). Hal ini jelas memperkuat dinamika politik Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gunungkidul 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini