BMKG: Perkiraan Puncak Intensitas Hujan Tinggi hingga Maret 2020

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Intensitas hujan tinggi dan ekstream masih akan terjadi. Di perkirakan puncaknya pada bulan Januari hingga Maret 2020. Hal ini dikatakan oleh Kepala BMKG Dwikorita Karnawati.

Ia mengatakan, masyarakat harus tetap waspada dengan memonitor perkiraan cuaca agar tidak menghalangi aktivitas sehari-hari. Soalnya cuaca pada pagi hari hingga siang hari akan cerah berawan, namun mulai dari pukul 2 siang hingga sore hari akan turun hujan.

“(Bahkan) menurut data kami juga angin puting beliung biasanya pada menjelang sore hari,” ujarnya di Graha BNPB pada Senin, 30 Desember 2019.

Kata Rita, peran BMKG adalah memberikan informasi dini agar potensi dampak bisa dimitigasi oleh para pihak yg bertanggung jawab. Seperti petugas kebersihan yang perlu membersihkan saluran pembuangan, ketika memasuki musim hujan.

“Selain itu, pohon-pojlhon yang sudah berat rantingnya dipangkas, kemudian baliho-baliho yang ada berat ini tentunya harus di amankan, atap bangunan juga harus diperkuat supaya tidak terbang atau roboh saat hujan besar,”katanya.

Terkait larangan tahun baru di pantai karena intensitas hujan yang tinggi, Rita mengatakan, hal itu adalah salah penafsiran.

“Bukan berarti tidak boleh tahun baruan pantai, tetapi harus sesuai dengan perkiraan cuaca dan harus beradaptasi dengan cuaca saat ini. Jika ada aktivitas di pantai, jangan terlalu di bibir pantai atau sampai membelakangi pantai, harus ada zona aman dari tepi pantai,” ujarnya.

Selain itu, ia juga menghimbau kepada masyarakat agar tak lekas percaya dengan berbagai hoaks yang beredar, seperti hoaks tentang tsunami yang muncul baru-baru ini. (Fitria)

Berita Terbaru

Mengapresiasi Keberhasilan TNI Tembak Mati Anggota OPM Egianus Kogoya

Oleh : Loa Murib Keberhasilan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam menindak tegas Kelompok OrganisasiPapua Merdeka (OPM) Kodap III Ndugama pimpinan Egianus Kogoya patut mendapatkanapresiasi yang tinggi. Langkah tegas ini menjadi cerminan komitmen negara dalam menjagakeutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), sekaligus melindungimasyarakat Papua dari ancaman kekerasan yang kerap dilakukan kelompok separatis. Operasipenindakan oleh TNI di Kampung Aleleng, Distrik Tangma, Kabupaten Yahukimo bukansekadar respons militer, tetapi juga bagian dari upaya mengembalikan ketenangan warga sipildi Papua Pegunungan. Aksi brutal OPM sebelumnya telah mengganggu stabilitas dan menimbulkan luka mendalam, termasuk pembunuhan terhadap para pekerja pembangunan gereja di Wamena. Tak hanya itu, kelompok ini juga terlibat dalam perusakan hutan untuk ladang ganja ilegal, sebuah aktivitasyang menunjukkan bahwa tindakan mereka tidak lagi sekadar bernuansa ideologis, namunjuga merusak ekosistem dan tatanan sosial di daerah tersebut. Dalam konteks ini, langkahTNI hadir sebagai bentuk perlindungan negara terhadap warga yang selama ini hidup dalamketakutan. Informasi dari masyarakat menjadi kunci dalam keberhasilan operasi tersebut. Saat aparatmemperoleh laporan tentang keberadaan empat anggota OPM...
- Advertisement -

Baca berita yang ini