MATA INDONESIA, JAKARTA – Pandemi corona (covid-19) ternyata turut meningkatkan angka kehamilan. Bahkan sebagian di antaranya merupakan kehamilan yang tak dikehendaki.
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pun melakukan langkah sigap dengan meluncurkan aplikasi klikkb. Pembuatan aplikasi ini bekerja sama dengan KlikDokter.
Kepala BKKBN dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) mengatakan, selama masa pandemi terjadi penurunan penggunaan kontrasepsi yang cukup drastis. Ini yang memicu peningkatan jumlah kehamilan yang tidak diinginkan.
“Kami meluncurkan aplikasi klikkb sebagai salah satu upaya untuk menjangkau Pasangan Usia Subur (PUS) agar terakses informasi, mendapatkan pelayanan kontrasepsi dan menjaga kesertaannya,” katanya dalam keterangan tertulis, Kamis 20 Agustus 2020.
Peluncuran aplikasi ini diharapkan dapat membantu Program Pembangunan Keluarga Kependudukan dan Keluarga Berencana, terutama untuk mengetahui kebutuhan Pasangan Usia Subur terhadap jenis kontrasepsi. Ketersediaan alat dan obat kontrasepsi juga bisa dipantau sehingga mencegah terjadinya kekurangan stok di fasilitas pelayanan kesehatan.
Menurut Hasto, saat ini tenaga kesehatan yang dilibatkan sebagai pemberi layanan terdiri atas 2.000 orang bidan yang tersebar di seluruh Indonesia. Selain itu, ada juga bidan konselor yang akan bertugas memberikan konsultasi melalui aplikasi klikkb.
Sementara itu, Deputy CEO KlikDokter Bonny Anom mengatakan bahwa melalui aplikasi ini, masyarakat dapat memanfaatkan layanan live chat dengan provider, informasi tempat pelayanan KB, alarm pengingat baik bagi provider maupun akseptor untuk mendapatkan pelayanan kontrasepsi ulangan.
“Kami berkomitmen dalam memberikan edukasi kesehatan kepada masyarakat dengan terus meningkatkan pengetahuan dan kesadaran terhadap nilai-nilai kesehatan seperti Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan stunting, serta peningkatan kesadaran Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi,” ujarnya.