Bisnis Tanaman Hias Kini Jadi Komoditi Ekspor

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Kemunculan pandemi covid-19, membuat semua orang harus kehilangan banyak pekerjaan dan tak sedikit mereka merasa bosan sehingga mencari kesenangan, salah satunya dengan bercocok tanaman hias bahkan sampai ada yang menekuni dan menjadi penjual.

Penasehat Asosiasi Bunga Indonesia (ASBINDO), Karen Tambayong, mengatakan tren tanaman hias itu datangnya tiba-tiba. Sejak adanya pandemi, tren penjualan tanaman hias sangat luar biasa. Artinya ini bagus untuk pendapatan petani.

Menurutnya, tren tanaman hias banyak peminatnya karena ada dua hal. Pertama karena pandemi di mana masyarakat melakukan suatu kegiatan karena bosan di rumah. Kedua, dengan menanam, berkebun, dan memelihara tanaman merupakan suatu terapi, karena dengan menanam, ada harapan dan orang menjadi senang.

Menanam tanaman hias banyak sekali dampaknya positifnya. Pertama, dengan menanam tanaman, kita bisa melihat sendiri hasil dari perawatan pribadi, selain itu juga bisa menyerap polusi udara.

Menurut hasil penelitian yang sudah dilakukan sebelum adanya pandemi dengan menanam tanaman dapat meningkatkan imunitas tubuh.

“Mulai tahun 2018, Indonesia sudah mengekspor sekitar 12,7 juta US dolar atau sekitar Rp 173 miliar. Kemudian meningkat ke Rp 194 milar, kemudian meningkat lagi. Di tahun 2020 saat pandemi, sekitar Rp 20an miliar. Kenaikan sampai 65 persenan,” ujarnya, Jumat, 21 Mei 2021.

Namun jika dilihat secara global itu terbalik. Tanaman hias meningkat, tetapi daun dan bunga potong justru anjlok. Hal itu dilihat dari data yang didapat dari pasar Rawa Belong yang semula sekitar Rp 154 miliar ditahun 2019, kemudian saat pandemi turun drastis sampai Rp 40 miliar.

Selama ini kata dia, akses petani atau pedagang bisa langsung keluar daerah bahkan luar negeri. Sementara bisnis tanaman hias harusnya segera dijadikan industri.

ASBINDO selama ini sudah melakukan pelatihan-pelatihan. Selama pandemi, pelatihan dilakukan dengan zoom meeting maupun kunjungan-kunjungan lapangan serta memberikan informasi kepada petani maupun pedangang. Hal ini dilakukan karena ada potensi pajak yang harus didapatkan juga oleh pemerintah

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini