MATA INDONESIA, JAKARTA-Masa pandemic covid-19 tidak menyurutkan langkah para investor untuk berinvesatsi di bisnis properti. Hal itu tercatat bahwa sepanjang Semester I/2021 masyarakat di Indonesia lebih banyak membeli hunian untuk investasi dibandingkan dengan untuk ditempati sendiri.
Deputy CEO 99 Group Indonesia Wasudewan mengatakan bahwa pihaknya mencatat setidaknya 34,5 persen masyarakat mencari properti untuk tujuan investasi.
Kelompok itu pun menjadi yang paling dominan dari survei yang dilakukan 99 Group. Adapun, kelompok pencari properti yang aktif melihat kondisi pasar berada di urutan kedua dengan persentase sebesar 27 persen.
Wasudewan mengatakan, fenomena tersebut membuktikan bahwa saat ini masyarakat sudah mulai menyadari potensi yang dimiliki properti untuk investasi.
“Lokasi yang bagus untuk investasi properti tentu saja strategis, mudah diakses dari berbagai arah, dan dekat dengan transportasi publik,” ujarnya, Jumat 13 Agustus 2021.
Sementara itu, CEO Leads Property Services Indonesia Hendra Hartono menuturkan bahwa ada beberapa tips yang perlu diperhatikan saat mencari hunian, khususnya apartemen untuk investasi.
Menurutnya, masyarakat yang ingin berinvestasi di properti sebaiknya menghindari apartemen yang sudah jadi jika ingin disewakan kembali. “Beli yang masih proses launching, atau setidaknya sudah setengah jalan pembangunan,” katanya.
Dia menjelaskan, membeli apartemen dengan kondisi sudah selesai bangun bisa merugikan pemilik yang ingin menyewakannya, karena ada sejumlah uang yang harus dibayarkan saat menunggu penyewa.
“Kalau beli yang sudah jadi, kita harus nunggu sambil bayar tagihan Iuran Pengelolaan Apartemen. Jadi saran saya, beli yang masih proses launching atau setengah jadi,” katanya.
Selain itu, masyarakat yang ingin berinvestasi di apartemen juga bisa membeli hunian vertikal dengan ukuran middle up atau tipe kecil, karena lebih banyak dicari oleh penyewa dibandingkan dengan apartemen dengan ukuran besar.
“Beli middle up, tipe kecil, atau studio hingga dua bedroom. Harganya juga di bawah Rp2 miliar. Selain itu, harus dekat TOD, pabrik, kantor, dan sekolah,” katanya.