MATA INDONESIA, JAKARTA – Keberhasilan Taliban mengambil alih pemerintahan Afghanistan turut menjadi perhatian Badan Intelijen Negara (BIN). Lembaga telik sandi Indonesia ini pun berupaya melakukan rangkaian antisipasi untuk membendung pengaruh Taliban di tanah air.
Menurut Kepala Deputi VII BIN Wawan Hari Purwanto, pasca kemenangan Taliban di Afghanistan, BIN bersama jajaran intelijen melakukan langkah antisipatif dengan memperkuat deteksi dini dan cegah dini bagi pergerakan terorisme dan radikalisme di Indonesia.
“Terutama kepada kelompok teroris yang memiliki kedekatan ideologis dan jaringan dengan Taliban,” ujarnya, Jumat 30 Agustus 2021.
Wawan menjelaskan bahwa langkah antisipatif perlu dilakukan lantaran pergerakan kelompok teroris di Indonesia kerap dipengaruhi oleh perkembangan situasi di tingkat global dan regional.
BIN juga turut belajar dari pengalaman pada tahun 2014 silam. Di mana, ada beberapa WNI yang tertarik untuk menjadi bagian dari Negara Islam yang digaungkan ISIS di Irak dan Suriah.
Wawan lalu mengungkapkan bahwa pihaknya turut memantau situasi keamanan di Afghanistan. Terutama terkait nasib para WNI yang bekerja di sana.
“Keselamatan WNI dan staf KBRI di Afghanistan, menjadi prioritas utama pemerintah Indonesia. Sejauh ini kondisi WNI dan staf KBRI di Afghanistan dalam kondisi aman dan selamat,” katanya.
Sebagai informasi, gerilyawan Taliban berhasil memasuki Ibu Kota Afghanistan, Kabul, pada Minggu 15 Agustus 2021. Dikuasainya Kabul menjadi puncak dari serangan kilat Taliban terhadap pemerintah Afghanistan.
Cepatnya keruntuhan pertahanan pemerintah Afghanistan setelah penarikan pasukan AS dari negara itu telah mengejutkan semua pihak. Pemerintah Indonesia pun memutuskan untuk mengevakuasi sejumlah Warga Negara Indonesia (WNI) dari Kabul.