MATA INDONESIA, JAKARTA-Tren penularan virus corona di Kota Bogor makin mengkhawatirkan. Dimana sebelumnya kota hujan ini ditetapkan sebagai zona merah.
“Trennya belum melandai, tingkat penularannya makin cepat. Kalau orang bilang bersiap gelombang kedua ya, kalau menurut kami gelombang satu pun belum selesai masih menuju puncak begitu,” kata Bima, Senin 7 September 2020.
Menurut Bima, berdasarkan penghitungan dari seorang pakar epidemiologi, puncak corona bahkan diprediksi awal tahun 2021. Dia tak menyebut siapa pakar epidemiologi yang dimaksud. Bima juga tak menyebut indikator penghitungan puncak corona di Bogor.
“Pakar epidemiologi beberapa kali juga merevisi, ya, sempat dibilang puncaknya Agustus atau September, tapi kemudian ada kemungkinan awal tahun gitu,” katanya.
Menurutnya, semua itu tidak bisa diprediksi dan mereka bergerak secara dinamis. Untuk itu dirinya berharap yang terbaik dan bersiap untuk yang terburuk.
Lebih lanjut Bima Arya juga mengatakan kondisi corona terparah berada di wilayah Bogor Barat. Di sana, warga memiliki mobilitas bekerja di seputar Jakarta. Faktor lainnya adalah tingginya aktivitas masyarakat
“Yang kedua aktivitas sosial warga yang masih kencang. Makanya kemarin saya turun ke 22 RW merah itu konsolidasi. Unit pantau, unit lacaknya harus bergerak cepat selalu,” katanya.