MATA INDONESIA, WASHINGTON – Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden memuji dinding kokoh pertahanan Ukraina yang masih tetap berdiri tegak di tengah gempuran tentara Rusia.
“Putin berpikir dia bisa berguling ke Ukraina dan dunia akan berguling. Sebaliknya, dia bertemu dengan tembok kekuatan yang tidak pernah dia antisipasi atau bayangkan. Dia bertemu dengan orang-orang Ukraina,” kata Biden.
Dalam pidato kenegaraannya, Presiden Biden kembali menegaskan bahwa tidak akan ada sepatu bot atau tentara AS di medan perang yang telah berlangsung sejak Kamis pekan lalu.
“Biar saya perjelas: pasukan kami tidak terlibat, dan tidak akan terlibat, dalam konflik dengan pasukan Rusia di Ukraina,” tegas mantan Senator Delaware itu, melansir RTE.ie, Kamis, 3 Maret 2022.
Pada kesempatan yang sama, Biden menyebut Presiden Rusia, Vladimir Putin sebagai diktator yang menghadapi isolasi ekonomi dan diplomatik yang melemahkan karena menginvasi Ukraina, dan memperingatkan dunia dalam pertempuran antara demokrasi dan otokrasi.
“Seorang diktator Rusia, yang menginvasi negara asing, menimbulkan kerugian di seluruh dunia. Dalam pertempuran antara demokrasi dan otokrasi, demokrasi meningkat hingga saat ini, dan dunia jelas memilih sisi perdamaian dan keamanan,” tuturnya.
Barat, yang dipimpin oleh langkah-langkah baru yang keras dari Washington, telah meluncurkan pertempuran ekonomi yang sengit dengan Rusia, melepaskan gelombang sanksi yang mengancam akan membuat ekonomi Rusia bertekuk lutut.
Membidik oligarki Rusia dan pemimpin korup yang menurut Biden telah menipu miliaran USD dari rezim Putin, Biden menyampaikan peringatan keras bahwa Barat akan “merebut kapal pesiar mereka, apartemen mewah mereka, dan jet pribadi mereka.”
“Kami datang untuk keuntungan buruk Anda,” ucap Biden disambut tepuk tangan para peserta kongres.
Biden kemudian mengumumkan larangan semua pesawat Rusia dari wilayah udara AS, menambahkan AS ke Kanada dan sejumlah negara Eropa menutup wilayah udara untuk pesawat Rusia dan pesawat lain sebagai respons atas invasi ke Ukraina.
“Perang Putin sudah direncanakan, sama sekali tidak diprovokasi. Dia menolak upaya diplomasi yang berulang. Dia pikir Barat dan NATO tidak akan merespons. Dia pikir dia bisa memecah belah kita di rumah,” kata Biden.
“Dia pikir dia bisa memecah belah kita di Eropa juga. Tapi Putin salah. Kami siap. Kami bersatu,” sambungnya.