MINEWS, JAKARTA-416 kepala desa yang ada di Kabupaten Bogor bakal dikuliahkan oleh pemerintah kabupaten di Institut Pertanian Bogor (IPB). Hal itu dilakukan untuk meningkatkan kapasitas pemerintahan di desa.
Bupati Bogor Ade Munawaroh Yasin mengatakan, program tersebut diharapkan dapat meningkat pengelolaan pemerintah desa. Program peningkatan kapasitas pemerintahan desa itu akan dilaksanakan pada tahun 2020.
“Pemkab akan melaksanakan program sekolah pemerintahan desa. Bekerjasama dengan IPB University,” kata Ade Yasin.
Berdasarkan data Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Kabupaten Bogor, terdapat 416 desa di 40 kecamatan. Program tersebut harus diikuti seluruh kepala.
Tujuannya, kata Ade, agar para kades mampu mengelola program desa seperti, penganggaran, manajerial, hingga mengelola keuangan desa. Dengan demikian, pemerintah desa dapat membantu percepatan pembangunan di Kabupaten Bogor.
Ade meminta, semua kades wajib mengikuti program tersebut. Jangan sampai, kata dia, muncul anggapan kedes telah kompeten berdasarkan strata pendidikan sehingga tidak mengikuti program tersebut.
“Jadi ada anggapan saya lulusan S2, S1, jadi tidak mau lagi ikut sekolah pemerintahan desa,†katanya.
Kepala Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan (PSP3) IPB University Sofyan Sjaf mengatakan pentingnya penataan data desa. Dengan berjalannya program tersebut, pengelolaan pemerintahan desa dan penataan data desa dapat disusun dengan lebih baik.
Sofyan mengatakan, program tersebut termasuk dalam kursus singkat selama enam bulan. Dalam waktu enam bulan itu, pihaknya akan membagi dalam dua sesi yang terdiri dari tiga bulan di kelas dan tiga bulan di lapangan.
Sesi pertama, dia menuturkan, kades akan diberikan materi tentang manajemen pemerintahan desa dan pembuatan data presisi desa. Sesi kedua, lanjut Sofyan, kades akan kembali ke desa masing-masing untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh.
Kades akan diminta untuk menyusun data dengan metode drone participatory mappig (DPM) agar dapat menghasilkan data desa yang presisi. “Pemetaan partisipasi berbasis drone, itu gunanya untuk membangun data parsial desa dan numerik desa,” ujarnya.
Penataan data yang presisi di desa, kata Sofyan, sebagai salah satu perwujudan smart city dan village. Dia mengatakan, dalam program tersebut akan banyak permasalahan yang selama ini dialami ditingkat desa dapat terselesaikan.