Biar Nagih, Penjual Warung Makan di Cina Tambahkan Opium di Makanan

Baca Juga

MATA INDONESIA, BEIJING – Aparat kepolisian di Cina menangkap pemilik warung makan setelah diduga menambahkan bubuk opium ke makanannya. Strategi ini dilakukan sang pemilik warung untuk membuat pembeli ketagihan.

Pemilik warung yang diketahui bermana Li itu memakai bahan-bahan ilegal berupa zat adiktif untuk membuat makanannya lebih menggugah selera dan ketagihan. Kasus ini baru terungkap bulan lalu setelah aparat kepolisian di kota Lianyungang, Cina, menerima laporan bahwa penjual itu bisa saja meracuni makanannya.

Informan yang kabarnya merupakan pelanggan tetap itu sempat menonton sejumlah video peringatan keselamatan publik tentang penggunaan narkoba, dan bertanya-tanya apakah warung makan itu juga melakukan hal yang sama.

Sampel makanan dari warung makan tersebut segera dibawa ke pihak berwenang untuk pengujian. Hasilnya menunjukkan bahwa sampel makanan itu mengandung papaverin, narkotika, dan senyawa tidak biasa lainnya dalam kadar tinggi.

Hal itu mendorong polisi untuk melakukan penggeledahan penuh terhadap warung makan dan menyita sepanci besar minyak cabai yang kemudian ditemukan dicampur dengan zat turunan opium.

“Bumbu minyak cabai dicampur dengan bubuk cangkang poppy, yang membuatnya terasa jauh lebih enak,” kata petugas Zhang Kaoshan kepada wartawan, melansir The Sun.

“Hidangan mie dingin secara keseluruhan rasanya lebih enak, tapi makanan ini bisa membuat ketagihan dan membahayakan kesehatan dalam jangka panjang,” sambungnya.

Temuan aparat kepolisian Lianyungang memaksa pemilik warung makan tersebut untuk mengakui perbuatannya, yakni mencampur mie dinginnya dengan bubuk sekam poppy.

Sang pemilik warung beralasan bahwa ia kehilangan sebagian besar omzetnya selama periode lockdown. Sehingga ia pikir bahwa mencampurkan zat adiktif adalah cara untuk membantu bisnisnya pulih lebih cepat.

Usai menambahkan zat adiktif di makanannya, pemilik warung itu mengakui omzetnya mengalami kenaikan sekitar.

Usai ditemukan kasus tersebut, penjual yang memproduksi dan menjual makanan dengan zat adiktif dan beracun menghadapi hukuman penjara. Menurut media Cina, banyak penjual yang melakukan hal serupa sebagai upaya bangkit dari pandemi.

Statistik yang dirilis selama setahun terakhir menunjukkan terdapat 155 kasus kriminal yang melibatkan penambahan opium secara ilegal ke dalam makanan. Henan, Guizhou, dan Jiangsu adalah tiga provinsi dengan peringkat teratas dalam kasus tersebut.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Resmi Jadi Kader NasDem, Sutrisna Wibawa bakal Bersaing Ketat dengan Bupati Gunungkidul

Mata Indonesia, Yogyakarta - Mantan Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Sutrisna Wibawa, telah resmi bergabung sebagai kader Partai Nasional Demokrat (NasDem). Hal ini jelas memperkuat dinamika politik Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gunungkidul 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini