Biadab, Putri Dubes Afghanistan untuk Pakistan Diculik dan Disiksa

Baca Juga

MATA INDONESIA, ISLAMABAD – Putri Duta Besar Afghanistan untuk Pakistan, diculik selama beberapa jam oleh kelompok penyerang tak dikenal. Menurut laporan medis, perempuan berusia 27 tahun itu mengalami pukulan di kepalanya, memiliki bekas tali di pergelangan tangan dan kakinya dan dipukuli dengan parah.

Ada juga kecurigaan bahwa ia mengalami beberapa patah tulang, menurut pejabat Afghanistan. Putri duta besar yang bernama Silsila Alikhil, diculik pada Jumat (17/7) malam waktu setempat, saat di Islamabad. Ia kemudian disiksa selama beberapa jam dan akhirnya dibebaskan.

Polisi Islamabad telah meluncurkan penyelidikan tetapi tidak ada tersangka yang ditangkap sejauh ini. Pasukan keamanan juga menggunakan semua sumber daya untuk memburu tersangka.

Sementara Kementerian Afghanistan mengatakan telah melakukan kontak dengan duta besar dan keluarganya dan memberikan dukungan penuh dalam masalah ini.

Menteri Dalam Negeri Pakistan, Sheikh Rashid Ahmed mengatakan bahwa polisi dan lembaga penegak hukum lainnya telah diminta untuk menangkap pelakunya dalam waktu 48 jam.

Selain itu, pemerintah Pakistan juga memastikan, keamanan di kediaman duta besar Afghanistan di Islamabad telah diperkuat.

Sementara Kementerian Luar Negeri Afghanistan mengutuk tindakan biadab tersebut dan menyatakan keprihatinannya terhadap diplomat Afghanistan dan keluarganya di Pakistan.

Insiden itu terjadi di tengah ketegangan antara dua negara tetangga dengan Afghanistan yang mengklaim Pakistan mengirim ribuan gerilyawan jihad ke perbatasan dan menyediakan tempat yang aman bagi Taliban.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Upayakan Berantas Penumpukan Sampah Liar, Pemkab Bantul Optimalisasi 15 TPS3R

Mata Indonesia, Bantul - Pemkab Bantul terus mencari solusi terhadap sampah yang belum terkondisi di beberapa titik. Tak jarang masyarakat hingga pelaku usaha cukup kesulitan harus membuang kemana sampah mereka.
- Advertisement -

Baca berita yang ini