MATA INDONESIA, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) akan membawa perbankan Indonesia menjadi open banking atau digitalisasi layanan perbankan kepada nasabah secara terbuka. Maka, di masa datang bank yang tidak melakukan digital banking dipastikan ketinggalan dari bank lainnya.
‘Melalui open banking atau digitalisasi perbankan itu, kata dia, layanan bank bisa disambungkan dengan platform digital lain, di antaranya perusahaan teknologi keuangan (fintech) hingga perusahaan perdagangan daring atau e-commerce melalui Application Programming Interface (API),” ujar Gubernur BI, Perry Warjiyo di Jakarta, Selasa 29 September 2020.
Prinsipnya sistem open banking itu akan memudahkan layanan transaksi perbankan sehingga nasabah tidak perlu mendatangi kantor bank untuk bertransaksi.
Sistem itu sudah disosialisasikan bank sentral itu sejak Mei 2019 sebagai bagian Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2025.
Perry juga memaparkan empat aspek yang perlu dicermati perbankan dalam mengembangkan open banking.
Keempatnya adalah transformasi infrastruktur teknologi yakni semua sistem layanan perbankan saling terkoneksi misalnya terkait tresuri, kredit, hingga dana yang tersambung dengan data terkait dana, nasabah hingga petugas bank.
Aspek kedua, membangun gudang data dari berbagai sistem informasi yang dimiliki bank di antaranya meliputi metadata deposan dan debitur.
Selanjutnya, aspek terkait pengembangan model bisnis berdasarkan sistem teknologi informasi dan metadata yang dimiliki bank hingga memberikan layanan interaktif secara daring dengan nasabah.
Dengan begitu, semua layanan yang dulunya eksklusif diberikan kepada nasabah tertentu, kini dengan open banking, semua nasabah mendapatkan kesempatan yang sama khususnya layanan bank yang personal.
Aspek terakhir yakni mengubah pola pikir yang dilakukan dari jajaran level tertinggi perusahaan hingga bawahan dalam melalukan transformasi.