MATA INDONESIA, JAKARTA – Indonesia kehilangan seorang “Penjaga Nurani Hukum” yang selalu gigih menegakkan hukum di mana pun. Dialah Prof. Dr. Jacob Elfinus Sahetapy, S.H., M.A. yang lebih dikenal dengan J.E. Sahetapy atau sering dipanggil Pak Sahetapy meski itu adalah nama marga.
Bukan tanpa alasan Pak Sahetapy dijuluki kalangan hukum sebagai “Penjaga Nurani Hukum.” Watak itu pasti muncul dalam dirinya saat berdebat soal praktik hukum di Indonesia.
Dalam setiap kesempatan menegakkan hukum Pak Sahetapy terkenal sebagai sosok yang “galak.” Misalnya saat beliau menguji Benyamin Mangkudilaga saat mengikuti fit and proper test calon hakim agung di DPR RI. Saat itu Sahetapy anggota Komisi III dari Fraksi PDI Perjuangan.
Benyamin dikenal sebagai hakim yang jujur dan sederhana masih juga dipermasalahkan oleh Pak Sahetapy karena dia tinggal di Kompleks Polri. Pak Sahetapy ingin meminta penegasan apakah rumah itu akan menimbulkan konflik kepentingan saat Benyamin bekerja sebagai hakim agung nantinya.
Sahetapy juga pernah menyebut kondisi Indonesia di awal 2000 -an sebagai “Rumah Sakit Gila” sebab dihuni sebagian orang yang gila kekuasaan, KKN, pangkat dan jabatan. Kondisi itu membuat banyak orang kehilangan akal.
Sejak memasuki Orde Baru, menurutnya, masyarakat Indonesia digiring ke suatu subkultur tertentu dan dibina untuk menjadi manusia munafik, tetapi ganas dalam berambisi atau sangat ambisius.
Manusia Indonesia menjadi manusia yang ingin cepat kaya tanpa bekerja keras. Rasa malunya seperti sudah dimatikan. Orang dilatih untuk selain menjadi panutan dan tidak boleh berpikiran lain.
Otak mereka dicuci secara halus. Kultur retorika yang kosong dan wacana pagi tempe dan sore tahu, tidak ada yang berani menegur, sebab bersikap kritis dianggap pembangkangan yang harus di-Siberia-kan atau di-Pulau Buru-kan.
Kini tidak ada lagi sosok yang disegani karena mengingatkan moral hukum itu. Sahetapy wafat pada Selasa 21 September 2021 pukul 06.57 WIB di usia 89 tahun.
Kabar meninggalnya begawan hukum itu dibenarkan Humas Unair, dr Martha Kurnia. Setelah menduduki berbagai jabatan di eksekutif dan legislatif, JE Sahetapy memang kembali ke almamaternya Universitas Airlangga, Surabaya.