Home Headline Benarkah Ada Kudeta Terhadap Presiden Cina Xi Jinping, Ini Fakta-faktanya

Benarkah Ada Kudeta Terhadap Presiden Cina Xi Jinping, Ini Fakta-faktanya

0
308

MATA INDONESIA, BEIJING – Dari Sabtu malam 24 September 2022, beredar isu yang ramai di twitter terkait peralihan kekuasaan alias kudeta di Cina.

Kabar menyebutkan isu Presiden Xi Jinping menjadi tahanan rumah saat Pemerintah Cina tiba-tiba saja membatalkan 6.000 penerbangan domestik dan internasional.

Pengguna Twitter Jennifer Zeng, yang memiliki lebih dari jutaan pengikut di Twitter berbagi video dramatis saat dia menulis,

“Kendaraan militer #PLA menuju #Beijing pada 22 September. Mulai dari Kabupaten Huanlai dekat Beijing & berakhir di Kota Zhangjiakou, Provinsi Hebei, seluruh arak-arakan sepanjang 80 KM. Sementara itu, rumor menyatakan bahwa #Xi Jinping ditahan setelah senior #PKC memecatnya sebagai kepala Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok (PLA).”

Penulis Gordon G Chang mengatakan, “Kurangnya berita dari #Tiongkok selama beberapa jam terakhir menunjukkan rumor kudeta tidak benar, tetapi apa pun yang terjadi di dalam militer #Tiongkok selama tiga hari terakhir – jelas sesuatu yang tidak biasa terjadi – memberi tahu kami bahwa ada turbulensi di dalam kepemimpinan senior #PKC.”

Chang, yang memiliki jutaan pengikut di Twitter, mengatakan bahwa ia telah menulis buku-buku seperti The Coming Collapse of China dan The Great US-China Tech War.

Chang mengatakan bahwa rumor kudeta presiden Tiongkok berawal setelah Xi Jinping kembali dari Uzbekistan. Tiba-tiba saja ia menghilang dari pandangan selama berhari-hari. Sesuatu yang tidak biasa baginya. Xi Jinping berada di Uzbekistan untuk mengambil bagian dalam KTT Organisasi Kerja Sama Shanghai. Di sana, dia bertemu beberapa pemimpin dunia termasuk Presiden Rusia Vladimir Putin.

Pengguna media sosial lainnya mengklaim bahwa militer Cina telah mendapatkan kendali penuh atas Tiongkok setelah menempatkan Xi Jinping di bawah tahanan rumah.

Isu dan desas-desus kudeta Xi Jinping beberapa jam setelah Pemerintah Tiongkok menjatuhkan hukuman mati kepada dua mantan menteri berpangkat tinggi karena keterlibatan dalam korupsi. Mantan Wakil Menteri Keamanan Publik Tiongkok, Sun Lijun, mendapat hukuman mati karena menerima suap 646 juta yuan (Rp 1,3 triliun). Memanipulasi pasar saham, dan memiliki senjata api secara ilegal.

Sedangkan mantan Menteri Kehakiman Tiongkok, Fu Zhenghua, juga mendapat hukuman mati karena menerima suap senilai US$ 16 juta (Rp 240 miliar).

Selain itu mantan Direktur Biro Keamanan Publik Chongqing juga mendapat hukuman mati karena suap dan korupsi.

Dominan

Soal hukuman mati juga dibenarkan Jennifer Zeng dalam kanal YouTube-nya, “Inconvenient Truths”. Ia mengkaitkan keputusan Xi Jinping yang baru-baru ini menjatuhi hukuman berat kepada enam petinggi senior Partai Komunis Cina (PKC). Keputusan ini menunjukkan sinyal Xi Jinping masih memegang kontrol penuh atas pemerintahan dan militer.

Jennifer Zeng menyatakan jika memang ada kudeta, maka akan ada pengumuman terkait peralihan kekuasaan. Jika kudeta memang terjadi, pihak pemenang pastinya akan segera mengumumkan adanya perpindahan kekuasaan. Mereka tidak akan menutupi pemberitaan.

Selain itu para pejabat senior Partai Komunis Cina (PKC), termasuk tokoh-tokoh seniornya, seperti Hu Jintao, Wen Jiaboau, dan Song Ping, sama sekali tidak memiliki kontrol terhadap militer. Ketiganya telah kehilangan kuasa atas militer ketika pensiun.

Seluruh pejabat senior PKC berada dalam kontrol dan pengawasan Biro Pusat Keamanan PKC. Biro ini berada dalam genggaman Xi Jinping. Sehingga, tidak mungkin apabila ada pejabat PKC yang merencanakan kudeta.

Aun twitter bernama New Highland Vision memposting bahwa saat Xi Jinping sedang mengunjungi beberapa negara di Asia Tengah, sekelompok petinggi PKC mengadakan pertemuan untuk membahas pencopotan Xi Jinping dari kontrol militer. Pada 16 September 2022, Xi Jinping bergegas kembali ke Cina. Namun, ditahan di airport dan kemudian menjalani tahanan rumah di Zhongnanhai.

Xi Jinping juga absen pada pertemuan militer pada Rabu 21 September 2022, serta beberapa pertemuan penting lainnya. Bahkan, ia tidak menghadiri pertemuan secara online.

Ini dipandang sebagai sesuatu yang aneh, sebab Xi Jinping tidak pernah absen dalam pertemuan mengenai pertahanan nasional.

Kabar ini diperkuat dengan kehadiran Li Qiaoming dalam pertemuan pertahanan nasional. Kehadirannya dianggap aneh karena posisinya sebagai komandan daerah perang wilayah utara dicopot oleh Xi Jinping pada 8 September.

Peristiwa lagi yang dianggap mendukung kabar kudeta yakni kemunculan salah satu petinggi PKC yang telah berusia 105 tahun bernama Song Ping pada 12 September. Ia bicara mengenai reformasi dan keterbukaan sebagai kunci agar Cina mampu maju.

Publik memahami ucapan Song Ping ini untuk Xi Jinping, yang selama ini selalu tertutup. Sebagai veteran PKC, Song Ping merupakan salah satu sosok yang mengantarkan Xi Jinping menjadi presiden.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here