Belum Mengering Banjir di Henan, Wilayah Dunhuang Cina Dilanda Badai Pasir Dashyat

Baca Juga

MATA INDONESIA, DUNHUANG – Media sosial dihebohkan dengan fenomena alam yang terjadi di salah satu kota di Cina, Dunhuang. Dalam video yang beredar, wilayah tersebut dilanda badai pasir dashyat yang mencapai kettinggian 100 meter –di bagian barat laut negara tersebut.

Dalam video tersebut, badai pasir itu mengubah langit di Dunhuang seketika berwarna kuning dan mengakibatkan jarak pandang hanya 5 meter. Bukan rahasia bila daerah yang terletak di tepi Gurun Gobi ini sering mengalami iklim yang ekstrem.

Badai pasir yang tinggi itu perlahan menghantam bangunan dan jalan raya. Dan tentu saja mendatangkan malapetaka di kota dan membawa masalah serius bagi penduduk setempat.

Angin berdebu yang menyapu jalan-jalan kota, memaksa para pejalan kaki untuk menutup mata. Debu tebal juga membawa partikel berbahaya, sehingga menyulitkan beberapa warga, terutama lansia dan pasien dengan masalah pernapasan.

Sebelumnya, ibu kota Cina, Beijing, meluncurkan kampanye selama sebulan untuk membasmi pelanggaran polusi udara setelah kota itu tersendat oleh dua badai pasir dalam beberapa pekan.

Indeks kualitas udara Beijing (AQI) mencapai maksimum 500 karena debu yang membawa partikel yang berbahaya dengan tingkat sangat tinggi yang bertiup dari Mongolia dan barat laut China.

Pada pertengahan Maret, kota itu juga dilanda –apa yang oleh biro cuaca Cina disebut sebagai badai pasir terbesar dalam satu dekade, seperti dilansie Wion.

Badai pasir ini juga tiba hampir bersamaan dengan bencana banjir di Provinsi Henan akibat hujan deras yang terus mengguyur wilayah tersebut. Banjir ini bukan hanya menghentikan melumpuhkan berbagai aktivitas, melainkan juga mengancam ketahanan pangan untuk sementara waktu.

Sebagaimana diketahui, Provinsi Henan merupakan lumbung di Cina, yang menyumbang hampir sepertiga dari pasokan gandum nasional dan sekitar sepersepuluh dari produksi jagung, sayuran, dan daging babi di negara tersebut.

Akan tetapi pada hari Senin (26/7), wilayah seluas 972.100 hektar yang merupakan ladang tanaman telah terkena dampak banjir. Bencana alam ini meningkatkan kekhawatiran atas inflasi dan keamanan pangan.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Resmi Jadi Kader NasDem, Sutrisna Wibawa bakal Bersaing Ketat dengan Bupati Gunungkidul

Mata Indonesia, Yogyakarta - Mantan Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Sutrisna Wibawa, telah resmi bergabung sebagai kader Partai Nasional Demokrat (NasDem). Hal ini jelas memperkuat dinamika politik Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gunungkidul 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini