Belum Hilang Varian Delta, Kini Hadir Varian Lambda

Baca Juga

MATA INDONESIA, NEW YORK – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan keberadaan varian baru Covid-19 varian Lambda. Varian ini pertama kali ditemukan di Amerika Selatan dan diberi label sebagai ‘Variant of Interest’ (VOI) oleh WHO.

Badan kesehatan global tersebut telah mengindikasikan bahwa varian Lambda akan dipantau secara ketat dalam hal kekuatan infeksi sebelum ditambahkan ke kelompok variabel yang menjadi perhatian, yang mencakup B.1.1.7 (Alfa), B.1.351 (Beta), P.1 (Gamma), B.1.427 (Epsilon), serta B.1.429 (Epsilon).

Lambda awalnya terdeteksi di Peru pada Agustus 2020. Sejak saat itu, varian Lambda dilaporkan telah tersebar di 29 negara di seluruh dunia, sebagian besar adalah negara-negara Amerika Latin, termasuk Argentina dan Chili.

“Lambda telah dikaitkan dengan tingkat substantif penularan komunitas di banyak negara, dengan peningkatan prevalensi dari waktu ke waktu bersamaan dengan peningkatan insiden COVID-19,” demikian pernyataan WHO dalam bulletin mingguannya, melansir DNA India, Senin, 28 Juni 2021.

“Lambda membawa sejumlah mutasi dengan dugaan implikasi fenotipik, seperti potensi peningkatan transmisibilitas atau kemungkinan peningkatan resistensi terhadap antibodi penetralisir,” sambung WHO.

Selain negara-negara di wilayah Amerika Latin, negara nun jauh di sana, Inggris melaporkan bahwa sebanyak enam kasus varian Lambda ditemukan di sana, berdasarkan data yang dipublikasikan Public Health England (PHE)

“PHE sedang melakukan pengujian laboratorium untuk lebih memahami dampak mutasi pada perilaku virus. Semua intervensi kesehatan masyarakat yang tepat akan dilakukan, termasuk pelacakan kontak tambahan dan pengujian yang ditargetkan,” PHE menyatakan.

“Di mana kasus telah diidentifikasi, tindak lanjut kasus tambahan, pengujian kontak dan jika diperlukan penemuan kasus yang ditargetkan akan dikerahkan untuk membatasi penyebarannya,” sambung pernyataan tersebut.

Gejala utama virus corona yang disarankan NHS untuk diwaspadai adalah:

– Suhu tinggi.- Batuk baru yang terus-menerus.- Hilang atau berubahnya indra penciuman atau perasa.

Kebanyakan orang dengan gejala Covid-19 akan memiliki setidaknya satu dari gejala yang tercantum ini.

Setiap orang disarankan untuk melakukan tes secara teratur untuk mencegah infeksi menular ke orang lain, karena seseorang dari tiga orang dengan Covid-19 tidak mengalami gejala.

Siapa pun yang memiliki gejala Covid-19 harus mengisolasi diri, bersama dengan anggota rumah tangga mereka. Orang dengan gejala Covid-19 juga harus mendapatkan tes PCR sesegera mungkin untuk memverifikasi apakah mereka terinfeksi atau tidak.

Apa yang direkomendasikan WHO?

“Evolusi virus terus berkembang, dan semakin banyak SARS-CoV-2 beredar, semakin banyak peluang untuk berevolusi. Mengurangi penularan melalui metode pengendalian penyakit yang mapan dan terbukti seperti yang diuraikan dalam Rencana Kesiapsiagaan dan Respons Strategis Covid-19, serta menghindari introduksi ke dalam populasi hewan, merupakan aspek mendasar dan penting dari strategi global untuk mengurangi terjadinya mutasi yang memiliki implikasi negatif terhadap kesehatan masyarakat,” tutur WHO.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Antonius Fokki Ardiyanto Anggota DPRD Kota Yogya Tertarik Posisi Calon Wakil Wali Kota Yogyakarta

Mata Indonesia, Yogyakarta - Antonius Fokki Ardiyanto atau sapaan akrabnya Fokki yang saat ini masih aktif sebagai Anggota DPRD Kota Yogyakarta telah melakukan pendaftaran diri Bakal Calon Wakil Wali Kota Yogya, melalui PDI Perjuangan Jumat (3/5/2024).
- Advertisement -

Baca berita yang ini