Belajar Hidup Mandiri di Program Garuda Select

Baca Juga

MATA INDONESIA, LOUGHBOROUGH – Tak hanya berlatih sepak bola, program Garuda Select juga melatih para pemain hidup mandiri selama tinggal di Inggris. Mereka mengurus semua kebutuhan sehari-hari sendiri, tanpa ada yang membantu.

Untuk pertama kalinya para pemain Garuda Select harus tinggal jauh dari keluarga. Semua kebutuhan sehari-hari seperti mencuci pakaian, membeli makanan, dan mengatur keuangan tak lagi bisa mengandalkan orang tua.

Semua kegiatan sehari-hari di luar latihan dan pertandingan dilakukan secara mandiri. Beberapa pemain pun menceritakan pengalaman mereka hidup jauh dari keluarga dan harus mengurus semuanya sendiri.

“Untuk saya pribadi pastinya ini adalah hal yang baru. Apalagi harus jauh dari orang tua, semuanya harus diurus sendiri. Belum lagi ketika kondisi badan drop karena lelah, saya jadi kadang sedih dan teringat rumah. Tetapi semua harus tetap dijalani dengan semangat,” kata penjaga gawang Garuda Select, Adre Arido.

Pemain asal Italia, Elia Di Giuliomaria, menganggap hal ini adalah bagian dari pembelajaran yang harus dihadapi.

“Ini adalah pengalaman yang memang sudah ingin saya rasakan sejak lama. Saya harus melakukan semuanya sendiri jauh dari orang tua, termasuk membagi waktu antara belajar, latihan, dan bersantai,” kata Elia.

Bagi Faqih Maulana, berada jauh dari rumah dan bertanggung jawab terhadap diri sendiri bukan hal baru baginya. Ia mengaku pernah melakukan hal yang sama dengan klub di Indonesia. Hanya saja kali ini, perbedaannya dari segi geografis.

“Tantangannya mungkin hanya bagaimana mengatur keuangan karena di usia seperti saya tentu banyak keinginan yang harus diatur. Kalau soal tinggal jauh dari rumah, sudah agak terbiasa karena dulu pernah delapan bulan tingal di mess jadi agak terbiasa mencuci sendiri dan sebagainya,” katanya.

Selain pentingnya melatih kemandirian dalam kegiatan sehari-hari, para pemain juga bisa belajar untuk bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan belajar sebagai individu yang mempunyai kedisiplinan.

Hal yang sangat penting untuk bekal kehidupan mereka nanti ketika dewasa dan apabila mereka akan berkarier di tempat yang jauh dari negara asal mereka.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini