Belajar dari Pakistan, Warganya Salurkan Zakat untuk Lawan Covid-19

Baca Juga

MATA INDONESIA, INTERNASIONAL – Sepertinya, warga Indonesia harus banyak-banyak belajar dari masyarakat Pakistan dalam menyikapi pandemi global Covid-19. Mereka tidak sekedar sibuk berdiam diri di rumah, tapi juga menyalurkan zakat yang menjadi kewajiban umat Islam.

Tentunya, warga Pakistan menyalurkan zakat bukan hanya sebatas karena kewajiban semata, tapi agar dapat digunakan untuk menolong orang yang kesusahan akibat wabah dan membantu pemerintah dalam penanganan corona.

Mengutip BBC, Rabu 1 April 2020, sembari menyalurkan zakat ke orang-orang yang mengalami kesulitan, warga Pakistan juga menitipkan pesan dengan kalimat, “Berdoalah agar ini (virus) segera berakhir.”

Mereka sadar, bahwa dalam kebijakan pemerintah yang menerapkan karantina nasional, maka akan ada lapisan masyarakat tertentu yang terdampak secara ekonomi. Banyak dari pekerja domestik seperti pedagang kaki lima hingga tukang semir sepatu belum mendapatkan uang setelah Perdana Menteri Pakistan Imran Khan menyatakan lockdown.

Meski Khan menunjukan realita yang pahit, selalu ada harapan yang bisa lahir dari pergerakan masyarakat sendiri. Di tengah pandemi, rakyat Pakistan bersama-sama membantu mereka yang kurang beruntung dengan cara yang unik dan inspiratif.

Kegiatan kemanusiaan masyarakat Pakistan ini tentunya bisa kita tiru. Apalagi, Indonesia dikenal dengan negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia. Tentu, jika masyarakat Muslim memiliki kesadaran zakat yang tinggi, maka jumlahnya juga dipastikan tak sedikit dan bisa menolong mereka-mereka yang terdampak kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PPSB) yang diterapkan Presiden Joko Widodo untuk mencegah penyebaran corona.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pencegahan TPPO di Jogja Diperkuat, Gugus Tugas Dibentuk Kurangi Kasus

Mata Indonesia, Yogyakarta - Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) semakin menjadi perhatian serius di Indonesia, termasuk di Kota Yogyakarta. Korban TPPO seringkali berasal dari kalangan Pekerja Migran Indonesia (PMI), yang terjerat dalam kasus perdagangan manusia akibat berbagai faktor risiko.
- Advertisement -

Baca berita yang ini