MATA INDONESIA, BEIJING – Beijing, ibu kota Cina akhirnya memutuskan lockdown sementara. jalan-jalan terpantau sepi karena publik mengikuti saran pemerintah untuk bekerja dari rumah demi menghentikan penyebaran Covid-19, Jumat 13 Mei 2022.
Pejabat kota Beijing membantah desas-desus tentang tindakan penguncian seperti di Shanghai sehingga warga tidak perlu panik. Namun pemerintah kota menyarankan warga tetap di rumah saja. Pihak pemerintah kota Beijing juga mengumumkan putaran baru pengujian massal di sebagian besar kota.
Sebagian besar penduduk lebih tenang setelah bergegas ke supermarket untuk membeli makanan dan persediaan lainnya pada malam sebelumnya. ”Saya tidak begitu khawatir. Bahkan, baru-baru ini kita semua sudah bekerja dari rumah,” kata pekerja sektor keuangan Leo Luo (27 tahun).
Pihak berwenang Beijing juga telah melarang layanan makan di restoran, menutup beberapa mal, tempat hiburan dan wisata, menangguhkan bagian dari sistem bus, kereta bawah tanah dan taksi. Beijing memberlakukan penguncian pada beberapa bangunan tempat tinggal.
Pembatasan Covid-19 Cina terutama di kota-kota yang paling banyak terkena virus telah menempatkan ratusan juta orang di bawah berbagai tingkat pembatasan. Langkah ini mengganggu konsumsi dan manufaktur, serta mengganggu perdagangan dan rantai pasokan global.
Sementara pembatasan perjalanan di sebagian besar belahan dunia berkurang ketika negara-negara mencoba “hidup dengan Covid-19”, Cina justru sebaliknya dengan mengatakan bahwa pemerintahnya “membatasi ketat” perjalanan asing yang tidak perlu oleh warganya.
Sebagian besar penerbangan internasional ke dan dari Cina telah batal selama dua tahun terakhir. Pengumuman oleh otoritas imigrasi belum lama ini adalah tanda yang paling jelas bahwa perjalanan tidak akan berlanjut.
Turis dan pelajar Cina telah menjadi sumber pendapatan yang signifikan bagi banyak ekonomi di seluruh dunia sebelum Covid-19 muncul di kota Wuhan pada akhir 2019. Cina dengan tegas menolak kritik terhadap kebijakan “nol-Covid” tanpa kompromi.
Presiden Xi Jinping mengatakan, bahwa menyelamatkan nyawa sepadan dengan biaya yang keluar. Sehingga aktivitas itu akan berlanjut secara bertahap setelah wabah hilang.
”Mereka yang menyalahkan strategi dinamis nol-Covid Cina tidak berpandangan sempit,” kata tabloid nasionalis Global Times, dalam sebuah editorial.
Sementara di Shanghai, para pejabatnya mengatakan kegiatan ekonomi secara bertahap akan buka kembali. Shanghai telah mengalami penguncian hampir selama enam pekan.
Banyak pabrik beroperasi dalam sistem “loop tertutup” dengan pekerja yang tinggal di lokasi. Lebih dari 9.000 perusahaan skala besar di Shanghai sekarang beroperasi dengan kapasitas hampir 50 persen.