MINEWS, JAKARTA – Pemerintah sudah menyiapkan sejumlah strategi jitu untuk mengembalikan keperkasaan mata uang nasional terhadap asing.
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebut, pemerintah menargetkan rupiah kembali ke level Ro 10.000 per dolar AS dengan cara mendorong upaya hilirisasi di sektor energi.
Sementara ini, rupiah masih tertahan di angka Rp 14 ribuan per dolar AS. Namun, Luhut menjelaskan bila current account defisit (CAD) bisa membantu penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar.
Ia menyebut, ada sejumlah cara untuk mewujudkan ini. Misalnya meningkatkan ekspor dan mengurangi impor. Pada sektor energi kebijakan mandatori biodiesel 20 persen (B20) sudah berjalan, dan akan dilanjutkan dengan B30.
“Kalau dari sini kita hemat 29 persen pengurangan volume impor,” kata Luhut di Jakarta, Selasa 3 Desember 2019.
Menurut Luhut, melanjutkan impor tahun ini sudah sama dengan jumlah impor pada tahun 2009. Jika ini diteruskan secara berkelanjutan dan bisa ada penurunan impor energi sampai 35 persen.
Diperkirakan saat ini jumlah impor energi mencapai Rp 300 triliun. Bila ada penurunan 30 persen kira-kira Rp 100-200 triliun penurunan impor energi.
Sementara tahun ini, hitungan ekspor stainless steel dan plus sedikit carbon steel diperkirakan mencapai 9 miliar dolar AS. Tahun depan 13,8 miliar dolar AS. Lalu di tahun berikutnya lagi diperkirakan mencapai 20 miliar dolar AS.