MINEWS, KOPENHAGEN – Bukan hanya di Bali, masyarakat Hindu Bali di Denmark juga merayakan Nyepi dan Tahun Baru Saka 1941.
Peringatan itu dilaksanakan 100 orang diaspora Indonesia dan warga Denmark. Awalnya adalah persembahan tari Tejang Renteng.
Setelah itu diikuti dengan persembahyangan bersama bhakti kepada Tuhan Hyang Maha Esa, di KBRI Kopenhagen, Sabtu 9 Maret 2019.
Dubes RI di Kopenhagen M. Ibnu Said menyatakan perayaan tersebut memberikan inspirasi kepada manusia untuk selalu menjaga keharmonisan hidup sebagai jalan menuju kebahagiaan.
“Perbedaan latar belakang agama, latar belakang suku, latar belakang budaya bukanlah penghalang bagi kita untuk bersatu dan bukanlah penghalang bagi kita untuk hidup rukun dalam keharmonisan,” kata Ibnu Said seperti dikutip Antara, Minggu 10 Maret 2019.
Perayaan tersebut terselenggara atas kerja sama antara kelompok masyarakat Indonesia di Kopenhagen, Krama Bali Denmark (KDB), dan KBRI Kopenhagen.
Ketua Krama Bali Denmark, I Gede Widana, mengatakan saat ini terdapat sekitar 50-an warga Hindu Bali di Denmark.
Dia juga merasa bahagia karena banyak warga Denmark yang ikut serta melaksanakan perayaan tersebut.
Selain tarian, perayaan itu juga menyuguhkan makanan khas Bali seperti lawar ayam, ayam betutu, urab Bali, plecing kangkung, daging sapi pedas, dan ikan bumbu rica.
Hari Suci Nyepi didasarkan pada perhitungan Tilem Kesanga merupakan hari penyucian dewa-dewa yang berada di samudra, yang juga membawa inti sari amartha (air kehidupan).
Nyepi juga merupakan tahun baru dalam kalender Saka, yang dimulai pada tahun 78 Masehi.