Bawa 1.500 Dosis, BIN Gelar Vaksinasi di Ponorogo

Baca Juga

MATA INDONESIA, PONOROGO – Badan Intelijen Negara (BIN) Daerah Jawa Timur atau Binda Jatim menggelar vaksinasi massal di Desa Winong, Kecamatan Jetis, Kabupaten Ponorogo.

Kabinda Jatim Marsekal Pertama TNI Rudy Iskandar mengatakan bahwa pada vaksinasi lanjutan kali ini, pihaknya kembali melakukan sinergi dengan TNI, Polri, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten untuk memperlancar gelaran vaksinasi.

“Binda Jatim membawa sebanyak 1.500 dosis vaksin untuk warga. Selain terpusat di balai desa Winong, kami juga melakukan vaksinasi secara door to door ke rumah-rumah warga,” ujarnya, Senin 15 November 2021.

Menurut Rudi, vaksinasi secara door to door ini kebanyakan menyasar kepada para lanjut usia (lansia). Sebab, mereka biasanya mengalami kesulitan, jika melakukan vaksinasi terpusat.

“Misalnya di balai desa, puskesmas atau gerai vaksinasi. Inisiatif BIN Jatim untuk melakukan door to door tentu untuk keefektifan vaksinasi terhadap lansia itu sendiri,” katanya.

Untuk mempercepat vaksinasi, pihaknya melakukan pendataan lansia yang ingin divaksin secara door to door. Setelah data sudah di tangan, langsung action ke rumah-rumah warga. Selain melakukan vaksinasi, BIN Jatim juga memberikan bingkisan kepada warga yang divaksin secara door to door ini.

Menurut Rudy warga sangat antusias dengan konsep vaksinasi door to door ini.

“Warga menyambut baik vaksinasi door too door ini, mereka tidak perlu repot-repot antri. Kan kasian kalau lansia juga ikut antri,” ujarnya.

Untuk wilayah Jatim, Rudy menyebut jika vaksinasinya belum mencapai 70 persen untuk dosis pertama. Dia berharap, dengan masifnya vaksinasi yang dilakukan oleh BIN dan institusi lainnya, pada akhir bulan Desember nanti, Jatim bisa terlaksana lebih dari 70 persen.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pencegahan TPPO di Jogja Diperkuat, Gugus Tugas Dibentuk Kurangi Kasus

Mata Indonesia, Yogyakarta - Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) semakin menjadi perhatian serius di Indonesia, termasuk di Kota Yogyakarta. Korban TPPO seringkali berasal dari kalangan Pekerja Migran Indonesia (PMI), yang terjerat dalam kasus perdagangan manusia akibat berbagai faktor risiko.
- Advertisement -

Baca berita yang ini