MATA INDONESIA, WASHINGTON – Pentagon melaporkan bahwa Rusia telah menembakkan lebih dari 500 rudal sejak menginvasi Ukraina pada Kamis (24/2). Hingga saat ini atau hari ke-10, Rusia masih terus mengempur kota-kota di Ukraina.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Antony Blinken menyuarakan keprihatinannya terkait kondisi yang tengah dialami negara bekas Uni Soviet itu.
“Kita harus mempertahankan ini sampai berhenti, sampai perang usai. Pasukan Rusia pergi dan rakyat Ukraina mendapatkan kembali kemerdekaan mereka,” kata Blinken, melansir CBS, Sabtu, 5 Maret 2022.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg mengatakan bahwa Ukraina akan mengalami hari-hari yang buruk dengan lebih banyak penderitaan.
“Hari-hari yang akan datang kemungkinan akan lebih buruk dengan lebih banyak kematian, lebih banyak penderitaan dan lebih banyak kehancuran,” ucap Jens Stoltenberg.
Dewan Keamanan PBB mengadakan pertemuan darurat pada Jumat (4/3) setelah Rusia mengambil alih pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar Eropa di Ukraina. Penembakan berat memicu kebakaran singkat, tetapi tidak ada laporan tentang radiasi yang keluar.
“Kami baru saja menyaksikan eskalasi baru yang berbahaya. Yang merupakan ancaman bagi seluruh Eropa dan dunia,” tegas Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield.
Pada Kamis (3/3), PBB mengadakan rapat darurat yang menghasilkan resolusi yang menuntut agar Rusia segera, sepenuhnya, dan tanpa syarat menarik seluruh pasukan militernya dari tanah Ukraina. Ini merupakan respons tegas atas invasi Rusia terhadap negara tetanggaya.
Resolusi ini mendapat dukungan dari 141 negara, termasuk Indonesia, dari 193 anggota PBB. Sementara itu, Cina, India, dan Afrika Selatan termasuk di antara 335 negara yang memutuskan abstain. Adapun lima negara menolak resolusi PBB, yakni Eritrea, Korea Utara, Suriah, Belarusia, dan tentu saja Rusia.