MATA INDONESIA, JAKARTA – Pemulihan ekonomi Indonesia diperkirakan lebih baik dan lebih cepat pada 2021 ini karena secara geografis berada dekat Kawasan Asia Timur yang memiliki kemampuan pulih lebih baik dari kawasan lain.
Hal itu diungkapkan Direktur Pelaksana Bank Dunia untuk Kebijakan dan Kemitraan Pembangunan, Marie Elka Pangestu dalam sebuah diskusi virtual yang diselenggarakan Iluni UI, Sabtu 30 Januari 2021.
Apalagi, Indonesia memiliki hubungan yang cukup baik dengan Cina dan banyak negara lain di dunia.
“Indonesia sejauh ini memang telah menjalin hubungan kesepakatan di pelbagai sektor, salah satunya dalam sektor perdagangan, dengan Cina. Jadi tentu Indonesia di 2021 akan terpengaruh faktor China,” ujar Marie.
Sejauh ini baru Cina yang sudah mencatatkan pertumbuhan ekonomi positif di tengah Pandemi Covid19.
Namun, pertumbuhan tersebut tidak akan kembali ke masa sebelum Covid19. Marie mengungkapkan Bank Dunia memprediksi akan 1 persen lebih rendah dari prediksi masa itu.
Jika Indonesia sebelumnya diprediksi akan tumbuh 5 – 6 persen, maka kemungkinan realisasinya hanya empat persen.
Salah satu faktor yang membuat pertumbuhan ekonomi suatu negara lebih baik tahun ini adalah perlombaan mengamankan vaksin Covid19 dan Indonesia beruntung sudah melakukannya.
Menurut Bank Dunia, pemulihan ekonomi dapat segera tercapai bila negara-negara di dunia memperbaiki kebijakannya bercermin pada kondisi krisis pandemi.
Berdasarkan prediksi Bank Dunia, negara-negara di Eropa dan Asia Tengah akan tumbuh sekitar 3,3 persen. Sedangkan di negara Amerika Latin dan Karibia 3,7 persen, Timur Tengah dan Afrika Utara 2,1 persen, Asia Selatan 3,3 persen, serta Sub-Sahara Afrika dengan 2,7 persen.