MATA INDONESIA, BEIJING – Pihak berwenang melaporkan, lebih dari 300 orang tewas akibat banjir yang baru-baru ini melanda Cina. Angka tersebut, tiga kali lipat dari jumlah korban yang diumumkan sebelumnya.
Pemerintah provinsi Henan mengatakan, sebanyak 302 orang tewas dan 50 masih hilang. Sebagian besar korban berada di Zhengzhou – ibu kota provinsi, di mana sebanyak 292 jiwa meninggal dan 47 orang lainnya masih hilang. Sebanyak 10 orang tewas di tiga kota lain, kata para pejabat pada konferensi pers di Zhengzhou.
Curah hujan yang tinggi membanjiri kota pada 20 Juli, mengubah jalan menjadi sungai dan membanjiri setidaknya sebagian dari jalur kereta bawah tanah. Video yang diposting online menunjukkan kendaraan hanyut dan banyak orang terjebak di mobil maupun kereta bawah tanah saat air naik.
Sebanyak 14 jiwa dilaporkan tewas dalam banjir kereta bawah tanah. Pada Jumat (30/7), korban tewas dikabarkan sebanyak 99 orang.
Pihak berwenang mengatakan, 189 orang tewas oleh banjir dan tanah longsor. Setidaknya enam orang meninggal dunia dalam kendaraan mereka yang terjebak banjir di bawah terowongan jalan tol.
Melansir Associated Press, Selasa, 3 Agustus 2021, Wang Kai, Gubernur Orovinsi Henan, menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada para korban dan simpati kepada keluarga atas nama komite Partai Komunis Henan.
Wilayah Zhengzhou menjadi wilayah yang terburuk setelah dilanda hujan. Air yang menggenang membuat anak-anak terjebak di sekolah dan para pekerja yang terpaksa bermalam di kantor mereka.
Hujan turun ke utara pada hari-hari berikutnya, melanda kota Hebi, Anyang, dan Xinxiang di Henan. Sebanyak 7 orang tewas dan tiga lainnya hilang di Xinxiang, di mana rekor hujan turun lebih dari 25 sentimeter (10 inci) air dalam periode 19 jam. Henan adalah daerah pedalaman sekitar 620 kilometer (380 mil) barat daya Beijing.
Pihak berwenang mengatakan bahwa sekitar 250 ribu hektar tanaman hancur dan diperkirakan kerugian mencapai lebih dari 14 miliar USD. Sekitar 1,5 juta orang dievakuasi karena hujan dan banjir.
Pemerintah pusat telah membentuk tim investigasi untuk mengevaluasi respons bencana dan meminta pertanggungjawaban siapa pun yang bersalah karena melalaikan tugas, kata media Cina.