MATA INDONESIA, JAKARTA – Entah apa aksi nyata Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menghadapi banjir yang sudah berkali-kali menggenangi ibu kota. Anies hanya bisa mengkambing hitamkan tingginya curah hujan dalam sepekan terakhir.
Ia bersembunyi di balik prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang memprediksi tingginya curah hujan, termasuk di DKI Jakarta.
“Kemarin sejak dini hari, Sabtu dini hari Jakarta mengalami curah hujan yang cukup tinggi bahkan ekstrem,” kata Anies, Minggu 9 Februari 2020.
Ia menyebut curah hujan di angka 50 sampai 100 milimeter tergolong lebat, bila 100-150 milimeter disebut sangat lebat dan bila di atas 150 mm adalah ekstrem. Anies menegaskan, berdasarkan prediksi BMKG, hujan yang kemarin dialami di Jakarta itu sampai dengan 244 milimeter.
“Kita mengalami curah hujan yang cukup dan sangat ekstrem di atas 150 milimeter dan kita mengalami atas 240 milimeter,” ujar dia.
Namun, Anies mengklaim ia telah memerintahkan jajarannya untuk melakukan antisipasi banjir di tengah cuaca yang tak mendukung.
Anies berkata telah mengerahkan semua infrastruktur, alat-alat, dan petugas yang disiagakan untuk mengendalikan banjir di tempat-tempat yang mengalami curah hujan yang amat intensif.
Anies mengingatkan posisi Jakarta merupakan kawasan pesisir sehingga curah hujan yang tinggi di kawasan hulu, membawa air dengan volume yang cukup besar ke kawasan pesisir.
Dengan curah hujan ekstrem seperti itu, menurut dia, apabila semua pihak termasuk warga tidak mengantisipasi, bukan hanya tempat yang dialiri sungai yang banjir, melainkan tempat-tempat yang tidak ada aliran sungainya juga memungkinkan banjir.