Bangun Persaudaraan, Buku Pelajaran Agama Harus Jadi Titik Temu Perbedaan

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) Ubaid Matraji berharap buku pelajaran agama dapat menggiring titik temu antar perbedaan keyakinan. Keberagaman antar siswa tidak boleh diperuncing melalui buku pelajaran.

“Namanya juga beda agama, pasti beda pandangan. Tapi bagaimana perbedaan-perbedaan itu tidak untuk diperuncing tapi dicarikan titik temu,” kata Ubaid melalui pesan yang diterima Mata Indonesia News, Selasa 2 Maret 2021.

Ia menilai bahwa buku pelajaran bisa menjadi pelecut untuk membangun semangat persaudaraan antar siswa yang berbeda agama. Tidak hanya sebatas agama melainkan persaudaraan sesama anak bangsa.

“Ukhuwah wathaniyah, persaudaraan sesama bangsa Indonesia. Hal-hal macam ini penting dimasukkan sebagai pembelajaran agama di sekolah. Beragama dan bernegara itu menjadi satu tarikan nafas yang saling menguatkan,” kata Ubaid.

Pernyataan ini tidak lepas dari adanya buku pelajaran agama Islam (PAI) dan Budi Pekerti kelas VIII (SMP) dan kelas XI (SMA) dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang menyinggung agama lain khususnya perihal Injil dan Taurat.

Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) sudah menyurati Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas agar buku itu dikaji ulang. Meski demikian Ketua Umum PGI Gomar Gultom menilai masyarakat tidak perlu bereaksi berlebihan dalam menyikapi buku pelajaran ini.

“Terkait dengan ini, Sekum PGI telah menyampaikan ke Menteri Agama beserta dengan copy pdf buku-buku tersebut. Oleh Menag sudah diinstruksikan ke stafnya untuk segera berkoordinasi dengan pihak Kemendikbud untuk mengkaji materi dari buku-buku ini bila ternyata masih digunakan,” kata Gultom dalam laman resmi PGI.

Sementara Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas juga sudah memerintahkan jajaran Kemenag mendalami serta memperbaiki materi pengajaran tersebut.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Resmi Jadi Kader NasDem, Sutrisna Wibawa bakal Bersaing Ketat dengan Bupati Gunungkidul

Mata Indonesia, Yogyakarta - Mantan Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Sutrisna Wibawa, telah resmi bergabung sebagai kader Partai Nasional Demokrat (NasDem). Hal ini jelas memperkuat dinamika politik Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gunungkidul 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini