MATA INDONESIA, BANDUNG – Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengatakan, membangun sebuah kota baru harus memiliki identitas dan kearifan lokal. Konsep 3D atau Desain-Density-Diversity juga harus menjadi rumus penting yang diterapkan demi membangun sebuah peradaban yang berkelanjutan.
Momentum pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) baru di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, akan menjadi bagian penting dari transformasi Indonesia menuju ekonomi hijau. Untuk itu Ridwan Kamil meminta Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) segera ambil bagian dengan merespons melalui kajian keilmuan yang komprehensif.
“Karena untuk membangun peradaban kota ada rumus desain, density dan diversity. Rumus 3D ini harus dijaga dalam pembangunan IKN demi melahirkan peradaban kehidupan yang sustainable,” kata Ridwan Kamil.
Ridwan Kamil berpandangan pelibatan dalam pembangunan tata kota baru Asosiasi seperti halnya IAI sangat diperlukan. Nantinya, masukan-masukan dari segi keilmuan para arsitek se-Indonesia bisa menumbuhkan pembangunan kota dengan konsep ekonomi hijau.
“Kalau saya boleh mengusulkan, harus ada pendamping (konsultan) dalam pembangunan IKN salah satunya asosiasi IAI ini, dalam menentukan sebuah proyek pembangunan di IKN ini,” kata pria yang akrab disapa Kang Emil.
Dengan melibatkan asosiasi IAI, Kang Emil menjamin proses pembangunan akan berjalan lancar. Para arsitek bertindak dan memberikan pendapatnya sesuai dengan keilmuan juga kebutuhan kota baru.
“Jadi saran saya itu kesuksesan asosiasi menjadi penasihat dalam menentukan ya atau tidaknya dalam proyek IKN. Kalau hadir jadi konsultannya Presiden, terjamin-lah pembangunannya,” ucapnya.
“IKN harus kombinasi urban desain khas Eropa. Selain itu ekspresi budaya negara kita juga harus dilibatkan yang penuh dengan keragaman budayanya dimulai dari etnis Jawa, Sunda, Papua, Ambon, Batak dan lain-lain,” ungkapnya.