Bahaya, Limbah Medis Covid-19 Mengancam Kesehatan Umat Manusia!

Baca Juga

MATA INDONESIA, NEW YORK – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa jumlah besar sampah yang terakumulasi sebagai bagian dari upaya untuk mengatasi pandemi Covid-19 menimbulkan ancaman bagi kesehatan umat manusia dan lingkungan.

“Jarum suntik dan alat uji bekas, dan botol vaksin menumpuk, menghasilkan puluhan ribu ton limbah medis memberikan tekanan besar pada sistem pengelolaan limbah perawatan kesehatan,” kata badan kesehatan PBB dalam sebuah laporan, melansir Al Jazeera.

Dokumen setebal 71 halaman itu mengatakan bahwa sebagian besar dari 87.000 ton alat pelindung diri (APD) yang dipesan melalui portal PBB periode Maret 2020 hingga November 2021 berakhir menjadi sampah.

Selain itu, lebih dari 140 juta alat uji telah dikirim, dengan potensi menghasilkan 2.600 ton terutama plastik dan limbah kimia yang cukup untuk mengisi sepertiga kolam renang Olimpiade.

Sekitar 8 miliar dosis vaksin yang diberikan secara global juga diperkirakan telah menghasilkan tambahan 144.000 ton limbah dalam bentuk botol kaca, jarum suntik, jarum, serta kotak pengaman.

Sementara WHO tidak merekomendasikan penggunaan sarung tangan saat melakukan suntikan vaksin, laporan itu mengatakan bahwa ini tampaknya menjadi praktik umum.

Sebagai contoh, di Inggris diperkirakan setiap petugas kesehatan membuang rata-rata 50 pasang sarung tangan per pekan ke dalam sistem pembuangan umum.

“Sangat penting untuk menyediakan APD yang tepat bagi petugas kesehatan. Tetapi juga penting untuk memastikan bahwa itu dapat digunakan dengan aman tanpa berdampak pada lingkungan sekitar,” kata Direktur Kedaruratan WHO, Michael Ryan.

Bahan yang dibuang menimbulkan potensi bahaya bagi petugas kesehatan untuk luka bakar, yang terkena luka tusukan jarum, kuman penyebab penyakit, serta masyarakat yang dekat dengan tempat pembuangan sampah yang tidak dikelola dengan baik.

Sederetan masalah tersebut dapat terpengaruh melalui udara yang terkontaminasi dari pembakaran sampah, miskin kualitas air atau hama pembawa penyakit.

Laporan tersebut tidak menyebutkan contoh spesifik di mana penumpukan terjadi, tetapi merujuk pada tantangan seperti pengolahan dan pembuangan limbah resmi yang terbatas di pedesaan India, serta lumpur tinja dalam jumlah besar dari fasilitas karantina di Madagaskar.

WHO juga menyerukan reformasi dan investasi tambahan, termasuk melalui pengurangan penggunaan kemasan, penggunaan APD secara lebih rasional, dan investasi pada teknologi pengolahan limbah non-bakar.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Jelang Hari Buruh Sedunia, Polda DIY Serahkan Bantuan Sembako

Mata Indonesia, Yogyakarta – Memperingati Hari Buruh Sedunia, Kapolda DIY Irjen Pol Suwondo Nainggolan, S.I.K., M.H., menyerahkan bantuan sembako kepada Koperasi Konsumen Persatuan Buruh DIY di Gedung Pertemuan Bumi Putera Yogyakarta, Pakualaman, Kota Yogyakarta, Selasa (30/4/2024).
- Advertisement -

Baca berita yang ini