MATA INDONESIA, SYDNEY – Kabar gembira bagi para buruh migran atau asing yang ingin bekerja di Australia. Negara ini sedang kekurangan pekerja untuk mengisi banyak sekali jenis pekerjaan.
Untuk memancing supaya buruh migran bisa datang ke Australia, Pemerintah Australia mendukung pencabutan ambang batas pendapatan untuk beberapa pekerja migran.
Masalah migrasi terampil ini menjadi fokus pada pertemuan puncak pekerjaan pemerintah. Perdana Menteri Anthony Albanese mendesak kompromi antara pengusaha dan serikat pekerja untuk mengatasi tantangan ekonomi utama negara itu.
Menteri Keterampilan dan Pelatihan Brendan O’Connor mengatakan pihaknya akan menaikkan jumlah migran permanen menjadi 195.000 pada tahun 2022. Naik sebesar 35.000. Hal ini untuk membantu bisnis yang kekurangan staf dan mengurangi ketergantungan pada pekerja jangka pendek.
Kekurangan staf dan pekerja migran karena lamanya waktu pemrosesan visa di Australia, yang menyebabkan sekitar satu juta calon pekerja terjebak dalam ketidakpastian.
Berbicara di televisi ABC, O’Connor mengatakan pemerintah akan memeriksa peningkatan Ambang Pendapatan Migrasi Terampil Sementara. Yang telah berada di 53.900 dolar setahun (Rp546 juta) sejak 2013.
”Saya pikir harus ada tindakan itu,” katanya.
Kekurangan staf, baik di industri berketerampilan tinggi dan bergaji lebih rendah seperti perawatan lansia, agak sulit setelah pandemi Covid-19. Apalagi Australia menutup semua perbatasan selama hampir dua tahun. Hal ini membuat banyak pekerja liburan dan pelajar asing pergi.
Tingkat pengangguran Australia sekarang berada di dekat level terendah 50 tahun di 3,4%. Namun tetap saja kekurangan tenaga kerja.
Australia bersaing dengan ekonomi maju lainnya, seperti Jerman dan Kanada, untuk menarik lebih banyak imigran berketerampilan tinggi. Hal ini karena populasi yang menua dan semakin besarnya permintaan dari kalangan industri.